Hari-hari Kiara, kembali dijalaninya seperti dahulu kala ketika masih baru menikah dengan Esa. Wanita itu kembali bangun sebelum mentari menjelang, dan sudah merepotkan diri untuk membuat sarapan untuk Esa. Bagi Kiara, hal itu ia lakukan, karena Esa sudah berbuat terlalu baik kepadanya. Menyediakan semua fasilitas yang bahkan tidak pernah terbayangkan di benak Kiara sama sekali. Sebenarnya, Esa tidak pernah menuntut Kiara untuk memasak untuk dirinya. Esa benar-benar membebaskan Kiara untuk melakukan semua semaunya. Hanya saja, Kiara sendirilah yang sadar diri akan semua hal yang sudah diberikan Esa kepadanya. Bagaimanapun, Kiara juga harus membalas budi, kan? Kebaikan, akan Kiara balas dengan kebaikan, meskipun ada batasan untuk semua hal tersebut. “Pagi, cintaku,” sapa Esa setelah pria

