Sepakat

1305 Words

Pagi-pagi sekali, Kiara yang sudah terbiasa pergi ke pasar untuk menggantikan Ana, kali ini mampir ke kontrakan Esa. Mengetuk pintu dengan terburu hingga sang empunya membukakan pintu. Hari masih sangat pagi, tapi Esa sudah terlihat rapi dengan kemeja dan celana bahannya. Sepertinya pria itu sudah hendak kembali bekerja hari ini. “Ngapain, Ki?” Kiara mendorong tubuh Esa agar masuk dengan terburu. Menutup dan mengunci pintunya. “Bukannya aku udah bilang, gak mau nikah sama kamu.” Kiara berucap tanpa terdengar emosi sama sekali dalam nada bicaranya. Esa mengangkat kedua bahunnya samar. “Emang gue mau? Atau, lo, mau nikah sama si pengusaha yang dijodohin sama nyokap, lo?” “Ya, gak mau juga,” balas Kiara lalu duduk di sofa ruang tamu tanpa dipersilakan. Duduk tegak dengan dagu yang tera

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD