Esa yang tengah menghabiskan kopinya di meja makan, menatap Kiara yang baru saja keluar dari kamarnya dengan membawa sebuah map. Wanita itu menghampirinya lalu menyodorkan map tersebut pada Esa. Kiara lalu menarik kursi yang bersebrangan dengan Esa dan duduk di depannya.
“Apa ini?” tanya Esa setelah meletakkan kembali cangkir kopinya di wadahnya. Pria itu segera membuka map berwarna biru itu tanpa menunggu jawaban Kiara. “Ini—”
“Surat perjanjian,” jawab Kiara melanjutkan ucapan Esa. “Aku mau kejelasan, enam bulan dan kita selesai.”
Esa tidak mengedipkan kelopak matanya menatap Kiara. Wanita yang ada di hadapannya kini, benar-benar tidak bisa ditebak. Raut yang selalu terlihat datar ketika mereka tengah berdua seperti ini, membuat Esa bertanya-tanya mengenai jalan pikiran Kiara ke depan
