Ciuman Yang Semakin Berani

1007 Words

Di dalam kamar yang diterangi lampu temaram, Alano berdiri dengan tangan menyandarkan tubuh Gaia pada dinding, mengurung wanita itu di antara lengannya. Sorot matanya tajam, penuh dengan emosi yang sulit ditebak—antara kemarahan, keinginan, dan frustrasi yang selama ini dia pendam. Gaia berdiri tegak, matanya menatap balik tanpa gentar. “Kau pikir ini permainan, Gaia?” tanya Alano dengan suara rendah, hampir seperti bisikan, tetapi sarat dengan ancaman. Gaia hanya tersenyum tipis, bibirnya yang merah tampak begitu menggoda. Dalam satu gerakan cepat, dia kembali menunduk dan memagut bibir Gaia dengan intens, tanpa memberi wanita itu waktu untuk merespons. Pagutannya penuh dengan gairah yang tertahan, tetapi juga membawa pesan yang jelas, ‘Jangan pernah memancingku jika kau tid

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD