Pagi itu, cahaya matahari yang hangat menembus jendela kamar Zoe, menyentuh kulitnya dengan lembut. Ia terbangun dengan senyum kecil di wajahnya, mengingat malam yang baru saja dia lewati bersama Maximus. Semua terasa seperti mimpi. Namun, momen damai itu terganggu oleh suara pintu yang terbuka. Maximus muncul dengan senyumnya yang khas, membawa nampan berisi sarapan sederhana—roti panggang, buah segar, dan secangkir kopi. "Pagi, Calon istriku," katanya dengan nada bercanda namun begitu manis, dan matanya penuh kesungguhan. Zoe tertawa kecil, lalu duduk di ranjang. "Calon istri?” "Aku hanya berbicara fakta," jawabnya sambil duduk di tepi ranjang, memandang Zoe dengan intensitas yang membuat wajahnya memerah. "Kita akan menikah nanti sore,” lanjut Maximus. Maximus meletakkan