1.

1237 Words
Tok Tok Tok . . " Aduhhh, siapa sih itu, ganggu orang lagi istirahat. Ga tau apa ini sudah malam. Aku kan mau bobok." racau Shania dengan nada kesal. Ya Shania Wijaya, gadis cantik berusia 25th seorang sekretaris presdir di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri. Dengan langkah malas ia membuka pintu apartemennya, setelah ia mengintip layar CCTV yang sengaja ia pasang untuk melihat terlebih dahulu siapa yang bertamu. Apalagi ini sudah malam dan ia cewek yang tinggal sendirian. Tentunya ia harus berhati hati kan? Tapi rupanya, tamu yang diintipnya adalah seorang yang sangat ia kenal. Jadi ia langsung membukakan pintu untuknya. “Shannnnnniaaaaaa….” teriak seorang gadis yang tampak ceria di depan pintu apartemennya. “Bujubusetttttt, ngapain sih malam malam kayak gini malah teriak teriak. Kayak Tarzan aja. Kamu tahu kan ini sudah malam, dan tetanggaku bisa protes kalau kamu teriak teriak gitu. Tolong deh!” keluh Shania, memutar bola matanya dengan jengah, sambil menutup kedua telinganya karena teriakan kencang sahabatnya yang bernama Calista Mahendrata, yang berusia sama dengan dirinya. “Hei aku mau crita…..” lanjut Calista yang tanpa malu malu langsung menerobos pintu, tanpa dipersilahkan oleh pemiliknya. Calista langsung menyeret Shania untuk duduk di sofa ruang tamu Shania. Jadi bingung yang mana sebetulnya tuan rumah dan yang mana yang menjadi tamu. Tapi sebetulnya Calista adalah sohib akrab dari Shania jadi ia sama sekali tidak keberatan ketika Calista melakukan hal itu. “ Kamu itu kebiasaan deh! Mau cerita aja mesti nungguin kamu minta izin terlebih dahulu," sahut Shania sambil memutar bola matanya dengan kesal. Tapi yang dikeselin malah hanya terkiki lucu melihat Shania yang tampak kesal. "Kalau kamu mau cerita itu ya cerita saja, gak usah muter muter gitu, to the point aja." "He he he sorry ... Ini kebiasaan sih soalnya. Apalagi kalau sama kamu, ya harus gini ngomongnya." " Langsung aja, kalau gak aku tinggal tidur loh! Lagian kalau masuk apartemen orang bukannya ngucapin permisi, malah teriak2 kayak dipasar aja. Kamu kapan pulang kesini? Bukannya kerjaan kamu di Bandung?"cecar Shania yang mengambil tempat duduk di samping Calista yang sudah duduk setelah menyeret koper dan tas jinjingnya masuk. Shania heran kenapa Calista bawa koper gede kayak orang pindah rumah. Setahunya Calista tinggal di Bandung. Mungkin dia ingin liburan disini, batin Shania. “Aku punya berita gembira inihhhhh…” lanjut Calista dengan nada gembira. “Apaannnn, itu tangan ga usah sama goyang goyangin badan aku bisa ga, aku habis capek seharian kerja,..kamu kan tahu aku sudah naik pangkat jadi sekretaris direksi, kerjaanku tambah banyak. Badanku cape semua…” kata Shania smbil menepis tangan Calista yang tadinya mengguncang bahunya sampai ingin rontok badannya. “ Malah dia yg curhat…." Calista menepuk jidat sendiri. “Napa sih? Kamu mau nikah?” tanya Shania asal. Ia tahu paling Calista bakal ijin nginep disini. “Woyyyy,,, pacar aja ga punya, gimana ceritanya nikah?” sewot Calista dengan memutar bola matanya dengan jengah. “Truss apa donggg…cepetan crita, mataku ngantuk… dah beberapa hari ini kerjaanku banyak banget” potong Shania dengan tampang sayu. “Aku dipindah tugas disini lagi. Jadi kita akan sering ketemu. Gimana? Kamu pasti seneng kan? Ehm tapi aku boleh nginep dulu disini ya? Malam ini saja! Besok kan hari sabtu, tolong anter aku cari kos kosan ya." pinta Calista dengan manja. Ya Calista dan Shania itu bersahabat sejak SMA, Kuliah bahkan walau tidak satu pekerjaan tapi mereka tetap bersahabat sampai sekarang. “Oke kamu bisa nginep disini! Lagian kenapa kamu ga tinggal disini aja? Ga usahlah cari kos! Kan kamu bisa pake kamar yang satunya, kecil sih, tapi cukuplah kalo buat kamu doang.” “Waaaaaaaa bener nih? Aku bakal sewa deh! Gak gratisan juga, lagian aku juga naik jabatan jadi kepala HRD di kantor pusat. " “Sombong amat!! Kamu tabung aja buat adek ama ibumu, bantu bersih2in tempat ini aja deh!” “ Waaaa? Yang bener? Uuuhhh kamu baik bangetttt.” teriak Calista kegirangan yang membuat Shania kesal, karena Calista bahkan mencubit pipinya yang chubby. Yah, Shania hanya pencitraan saja, sebenarnya ia juga senang karena sahabatnya akan tinggal lagi bersama sama dengan dirinya seperti masa lalu. Membayangkannya saja mereka berdua sangat bahagia. Mereka pernah pernah tinggal di satu kos-kosan bersama dengan gadis-gadis lainnya, dan itulah yang ingin keduanya kenang bersama. “Ishhh, apaan sih, ga usah begitu! Soalnya kamar seblah udah siap juga, sudah biasa dibersihin ama ART yg datang 2 hari sekali, mungkin bersih sih… tapi kalo kurang bersih, kamu bisa bersihin sendiri aja, okey?” “Siap bosque. Uhhhh kamu emang sohib kesayangan. Tapi ku capek banget nih say. Aku boleh numpang di kasurmu ya. Malam ini saja. Ya ya ya? ” kata Calista dengan puppy eyes andalannya, ia yakin pasti Shania bakal mengijinkan tidur sekamar untuk malam ini. Ia langsung mengikuti Shania dan merebahkan diri di kasur Shania, yang membuat pemiliknya jadi sewot. “Tuurun kamu dari tempat tidurku yang bersih, setidaknya mandilah dulu sebelum kamu naik ke tempat tidurku ini.” sergah Shania sambil mendorong Calista turun dari kasurnya. “ Oke, aku akan mandi dulu tapi kamu jangan tidur dulu. Kita mesti cerita cerita dulu. ”kata Calista dengan kesal karena ia diusir dari ranjang padahal ia hanya ingin istirahat bentar. “ Besok aja plisss. Aku lelah juga Lissss, banyak kerjaan hari ini” pinta Shania melas. Ia juga rindu curcol sama Calista tapi matanya udah ga bisa kompromi. “ Uhhh padahal aku kangen. Aku juga cape sayanggg meski begitu aku tetep pingin cerita cerita sama kamu.” cebik Calista pura pura bertampang sedih. “ Tapi aku sudah letih, lemah, lesu…loyo…” kata Shania melas. “Oke deh, kamu tidur duluan aja. Aku juga mau mandi sebentar sebelum tidur. Dan aku mohon bisa tidur disini dulu aja ya, aku malas beres beres kamar sebelah. ” “Aturlah sesukamu, Lis! Aku mau merem dulu, kalau ternyata aku ga bisa tidur, tolong aku ya…” kata Shania sambil memejamkan mata. “Tolong apaan?? “ Calista heran dengan perkataan Shania. “ Tolong pijitin aku sampai tidur..” “Enggaaaaaaaakkkk!! Dasar modus.” Calista melempar bantal yang ada di sofa dalam kamar Shania. “Hahahahah oke,, aku mau istirahat dulu, bye.” “Iya… crewet …” sungut Calista sambil meninggalkan kamar Shania menuju ruang tamu, dimana tadi dia menaruh tas dan barang2 bawaannya. Calista pun menaruh barang bawaannya dikamar tamu yang akan dia pakai dan membawa peralatan mandi, baju tidur dan handuk ke kamar mandi didalam kamar Shania. Calistapun menengok sahabatnya yang sudah tertidur. " Dasarrrr, kebiasaan pelor! Begitu nempel langsung molor." Calista pun langsung membawa barang barang pribadinya ke dalam kamar mandi di dalam kamar Shania. Melakukan ritual sebelum mandi dan segera membereskan dokumen dokumen keperluannya bertemu dengan mas Erwin besok. Mas Erwin Hadinata adalah kepala HRD yang lama yang jabatannya bakal ia gantikan minggu depan. Kabarnya mas Erwin itu adalah anak sulung dari CEO sekaligus pendiri Adinata corp., bapak Andreas Hadinata. Jadi setelah jadi kepala HRD, kabarnya mas Erwin bakal menggantikan ayahnya menjadi CEO. " Mudah mudahan besok berjalan dengan lancar. Cuman menyerahkan dokumen dokumen saja. Semangattt!!" gunam Calista dengan lirih. Ia takut kalau mengganggu tidur sahabatnya yang tampak nyenyak itu. Ga bisa dipungkiri, dirinya juga sangat lelah. Bayangkan tadi pagi ia masih kerja di kantor cabang Bandung. Pulangnya langsung ke Jakarta dan sekarang masih juga menyiapkan dokumen buat besok. Matanya udah 5 watt. Setelah siap, Calista langsung naik ke kasur Shania dan membaringkan diri di samping sahabatnya yang sudah tidur, dan segera menyusul Shania ke alam mimpi. . . TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD