3. Awal dari mimpi buruk

1119 Words
Anne tidak bisa tidur semalaman. Di pikirannya berkelebat bayangan Touda Akira yang melotot menatapnya dengan bibir yang bergetar mengucapkan sesuatu yang sama sekali tidak Anne mengerti. Kedatangan Sayuri ke apartemennya juga kehadiran Marcio yang sangat Anne benci di dalam hatinya yang sudah sangat mengganggu privasinya. Anne bangkit dan duduk di atas meja yang bisa di jadikan tempat duduk sesuai kebutuhan di depan jendela. Malam sudah semakin larut, jalanan masih ramai akan kendaraan yang lalu lalang. Anne menatap jauh melewati jendela, ke ujung pandangnya di mana terlihat rumah-rumah yang sangat padat. “Aku sudah tidak bisa tinggal di sini lagi dan harus mencari pekerjaan tambahan.” bathin Anne sambil menghela nafas dalam dan membuangnya kasar. Apartemen Anne termasuk apartemen yang mahal di kawasan Tokyo dengan privasi yang juga sangat tinggi. Tapi tadi sore dengan mudahnya Marcio bisa duduk manis di sofanya padahal apartemennya dalam keadaan terkunci. Anne berpikir bukan hal yang tidak mungkin jika Marcio melakukan sesuatu pada staff receptionist sehingga memberikan kunci akses unitnya kepada pria yang tidak mau Anne mengakuinya jika Marcio sangat tampan. Anne bangkit dari duduknya, mengambil tas ransel ukuran sedang lalu memasukkan beberapa potong pakaiannya ke dalam tas ransel. “Besok pagi aku akan mengambil uang cash, aku harus pergi dan butuh uang cash!” gumam Anne yang akhirnya merebahkan tubuhnya di ranjang empuknya. Segera gadis malang tersebut terlelap masuk ke alam mimpi. Anne terbangun saat pemandangan di luar jendela sudah terang benderang. Segera gadis itu berjalan ke kamar mandi untuk gosok gigi dan bersiap kuliah pagi. “Apakah tidurmu nyenyak?” sapa Marcio saat Anne baru saja memasuki lift yang di tahan seseorang pintunya agar tidak tertutup. Marcio berlari masuk dan berdiri di samping Anne. Anne tidak menjawab pertanyaan Marcio, berusaha cuek dan tidak mengenalnya. “Sebentar lagi tidurmu pasti tidak akan nyenyak.” Lanjut Marcio yang sedikit menunduk mengatakannya tepat di kuping Anne. Anne melirik ke samping ke arah Marcio dan memutar bola matanya malas. “Apakah kamu juga akan mengikutiku ke kampus tempat ku kuliah?” sarkas Anne bertanya yang di jawab Marcio dengan gerakan alisnya ke atas. “Aku bahkan akan mengikuti mu naik bus dan jika di perlukan aku akan ikut belajar dengan mu di kelas.” tutur Marcio santai. Anne berdecak dan mendengkus kesal pada Marcio. “Kamu ternyata sangat senggang Mister … Tapi kehadiranmu mengotori udara yang ku hirup!” ketus Anne dengan sudut bibir naik sedikit, senyuman sinis. “Marcio Lamparska! Itu namaku, ingat baik-baik siapa tau nanti kamu membutuhkannya. Justru kehadiranku bisa menyegarkan udara dan pikiranmu, aku tampan, tinggi dan juga kaya. Kamu harus bangga padaku, karena aku yang menginginkanmu bekerja untukku. Tidak sembarang orang loh bisa menarik perhatian seorang Marcio Lamparska!” jawab Marcio menahan senyum di bibirnya menatap Anne yang terlihat sangat kesal mendelik tajam padanya. “Kamu benar, Mister Lemper. Perutku lapar dan sedang ingin makan lemper sekarang. Jika kamu ingin aku bekerja untukmu, belikan aku lemper sepuluh biji, aku akan mengikuti apapun yang kamu perintahkan padaku. Sekarang pergilah karena jika tidak, aku mungkin akan mencoba pertama kali dalam hidupku memakan dan menguliti manusia tampan sepertimu!” ucap Anne tanpa ekspresi. Sedangkan Marcio langsung merekam kata lemper di otaknya. Sangat mudah baginya untuk mendapatkan sesuatu di manapun apalagi di Jepang tapi dia tidak pernah tahu jika lemper bukan sesuatu ataupun ada di Jepang. Hanya ada event mengenai kebudayaan Indonesia, lemper tersedia. Marcio meninggalkan Anne ketika gadis itu menaiki bus menuju kampusnya. Meskipun wajah Anne tidak menarik matanya akan tetapi kejeniusan dari gadis itu yang sudah menarik minatnya. Dan Marcio akan melakukan apapun agar gadis muda tersebut mau bekerja dan tunduk serta loyal padanya. ** Anne selesai dari perkuliahannya dan bersiap langsung pergi ke tempat dia kerja sambilan di pom bensin. Marcio sudah duduk menunggunya di tempat ganti baju. “Kamu sengaja mencurangiku, tidak ada lemper di Jepang!” protes Marcio kesal karena sudah merasa di permainkan oleh gadis muda di depannya itu. Anne hanya mengangkat bahunya santai, lalu berjalan ke lokernya dan berpura-pura ingin membuka pakaiannya di hadapan Marcio yang di tanggapin pria itu cuek tidak bergeming dari duduknya, terus menatap dan memperhatikan Anne. “Kenapa tidak jadi ganti pakaianmu? Aku tidak keberatan jika kamu mau memperlihatkan aset tubuhmu padaku.” sarkas Marcio yang di balas dengkusan Anne, lalu gadis itu berlalu ke bilik tempat ganti pakaian untuk menggunakan jumpernya yang longgar, seragam untuk pada pekerja di pom bensin. Selesai ganti pakaian, Anne memerintahkan Marcio agar tetap di tempat duduknya. Anne pergi ke luar dan beberapa menit kemudia dia kembali dengan membawa jumper di tangannya yang dia lemparkan ke pangkuan Marcio. “Aku sepertinya akan menerimamu menjadi pengawalku, ketimbang kamu duduk bengong sendiri di sini, mari ikut bekerja denganku!” ujar Anne sinis. Marcio memperhatikan dan membolak-balik kantong seragam jumper berwarna coklat di tangannya. Keningnya berkerut akan tetapi sudut bibirnya tersenyum lucu. “Oke, baiklah” jawab Marcio sambil berjalan ke bilik tempat tadi Anne ganti pakaian. Anne sedang memasukkan pipa ke tangki mobil, lalu mengambil kain lap bersih serta semprotan cairan pembersih yang wangi untuk membersihkan jendela mobil yang sedang di isi bahan bakar tersebut. Ini adalah standar untuk pekerjaan di pom bensin. Mengisi kendaraan dengan bahan bakar kemudian membersihkan kendaraannya meskipun kendaraan tersebut terlihat bersih. Bukan hanya jendela yang di bersihkan akan tetapi seluruh body kendaraannya juga. Ketika Marcio datang, Anne bersama dua teman pria yang juga sedang part time terkikik melihat pria yang sangat tidak pantas memakai seragam jumper seperti mereka. Jumper yang di pakai Marcio terlihat mengatung untuk tungkai panjangnya dan begitu juga dengan lengannya tidak sampai di pergelangan tangannya. Jangan di bayangkan bagaimana penampakan selangkangannya yang sedikit mengetat. Anne bahkan berusaha menggigit bagian dalam bibir bawahnya agar tidak tertawa saat bekerja. Karena pelanggan bisa menganggap lelucon pada saat bekerja adalah bentuk ketidak sopanan. Orang Jepang sangat menghargai orang lain, menertawakan keadaan orang lain adalah hal yang kurang sopan. Apalagi pelanggan bisa menjadi salah paham. Anne menyuruh Marcio untuk melakukan pekerjaan bersih-bersih saat dirinya mengisi bahan bakar ke dalam mobil. Tanpa di duga Marcio mendapat uang tip yang cukup besar setelah dia mengelap jendela mobil yang sedang di isi bahan bakarnya oleh Anne. “Aku pikir kamu kaya, uang tip 10.000 Yen kamu ambil juga dengan cepat. Ck!” celetuk Anne saat Marcio memamerkan lembaran uang 10.000 Yean pada Anne setelah kendaraan pelanggan yang memberinya uang tip itu berlalu pergi. “Tentu saja aku sangat kaya, tapi ini adalah pekerjaan pertama yang ku lakukan tidak dengan sukarela. Ikutlah bekerja untukku, aku berjanji akan membayarmu jauh lebih mahal dari Akira berikan padamu” “Dalam mimpimu!” jawab Anne ketus. Sebuah mobil datang memasuki pom bensin, Marcio langsung menarik lengan Anne untuk bersembunyi. “Apa yang kamu lakukan!” teriak Anne yang tertahan karena tangan besar Marcio sudah membekap mulutnya.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD