“Tumben Mas kamu pilih kamar hotelnya pintar banget, kamarnya bagus aku suka,” puji Aletta sambil melihat sekeliling. Satya tersenyum senang dan membawa koper milik mereka. “Wah kita ada di lantai paling atas, tinggi banget Mas,” decak Aletta lagi saat melihat di jendala kaca besar yang ada di kamar mereka.
Entah mengapa Satya mempunyai pikiran yang liar ketika melihat kaca tersebut. Entah mengapa ia ingin menyerang Aletta nanti di sana, menempelkan tubuh keduanya dan menyerang Aletta dari belakang. Tak akan ada yang tahu karena kamar mereka sangat tinggi.
“Mas! Ada kitchen set juga!” pekik Aletta ketika melihat ada dapur kecil yang tersedia di dalam kamar tersebut. Hal itu membuat Satya sadar dari pikiran kotornya itu. “Kalau tahu gitu kita bisa bawa bahan makanan Mas, kayaknya seru ka
