Flashback on
Laura tersenyum ketika sudah sampai di depan apartemen kekasihnya, dia memang ingin memberikan kejutan kepada kekasihnya karena dia baru saja sampai dari perjalanan bisnisnya.
Laura yang memiliki akses masuk ke dalam apartmen langsung saja menuju kamar kekasihnya Victor.
"Dia pasti terkejut." Gumam Laura tersenyum.
Dia terkejut dan mengerutkan dahinya karena sebelum dia masuk ke dalam kamar, dia melihat ada tas wanita dan bahkan sandal wanita.
Dia mengepalkan tangannya ketika melihat dan bahkan mendengar suara des/ahan pria dan wanita yang saling bersautan.
Laura langsung masuk yang membuat keduanya yang sedang bercocok tanam dan tadinya saling mend/esah terkejut,
"Br*ngsek." Teriak Laura melihat adegan yang membuatnya sanagt sakit hati.
Bagaimana tidak, Laura harus melihat kekasih yang dia cintai bermain panas dengan wanita lain, dan Laura kenal betul siapa wanita itu adalah sekretaris kekasihnya.
"Sayang, aku bisa jelaskan." Ucap Victor yang terkejut dan langsung menyingkirkan tubuh sekretarisnya yang tadinya berada di atasnya, dia langsung memakai boxernya sedangkan sekretris Victor menutupi dirinya yang polos dengan selimut.
"Jangan mendekat, br*ngsek.. kau pria menjijikkan." Teriak Laura yang mencegah Victor untuk mendekat ke arahnya
"Aku bisa jelaskan, ini tidak seperti yang kau kira, aku— aku mabuk dan tidak sengaja melakukannya." Kata Victor sebagai alasan.
"Mabuk? Kau mabuk lalu akhirnya bercinta dengan sekretarismu begitu? Bagaimana bisa kebetulan kau mabuk lalu dia ada di kamarmu?" Kata Laura yang membuat Victor benar-benar bingung harus beralasan apa karena dia sidah ketahuan.
"Sayang, aku berjanji tidak akan melakukannya lagi, berikan aku kesempatan." Ucap Victor yang tentu saja tidak mau kehilangan Laura karena dirinya mencintai Laura.
"Persetan denganmu. Kita selesai." Ucap Laura yang ingin pergi dari sana.
"Kau tidak boleh mengakhiri hubungan kita, ingat jika orang tua kita sudah menentukan tanggal pernikahan kita dan perusahaanmu masih membutuhkan perusahaanku untuk menjadi investormu." Ucap Victor mengancam.
"Kita selesai, dan aku tidak peduli dengan perusahaanmu dan rencana pernikahan kita. Urus saja jal*ngmu itu." Kata Laura marah lalu pergi dari sana. Dia tidak peduli dengan perkataan Victor yang memang benar adanya.
"Kau akan menyesal Laura, kau akan memohon kepadaku untuk kembali denganku." Teriak Victor namun tidak di gunris olehnya yang membuat Victor emosi sendiri.
"Sial." Umpatnya. Dia tidak menyangka jika Laura benar-benar memutuskannya.
"Tenanglah, Sayang. Kau masih memiliki aku. Lagi pula katamu dia tidak bisa memanjakan milikmu, jadi jangan hiraukan dia." Ucap Rosa, sekretaris Victor yang malah memprovokasi dan mempengaruhinya.
"Diamlah, tugasmu hanya melayaniku." Kata Victor yang malah marah dengan Rosa yang membuat dia sedikit kesal. Namun dia tidak ingin ikut campur asalkan dia tetap menjadi pemuas ranjangnya. Selain mendaptkan uang, Rosa sangat senang karena mendapatkan kegagahan bosnya yang sangat mengga//irahkan.
Sedangkan Laura melajukan mobilnya pergi dari sana, tidak dia sangka jika dia akan melihat dan merasakan semua ini, rasanya sangat sakit karena mereka bahkan sudah membicarakan dan menentukan tanggal pernikahan mereka.
Dia tadinya yang ingin memberikan kejutan kepada kekasihnya namun dia yang malah terkejut.
"Baj*ngan kau Victor, kau sungguh br*ngsek." Umpat Laura, dia menepikan mobilnya sejenak untuk menangis. Hatinya terlalu sakit mengalami semua ini.
Setelah puas, dia menghubungi sahabatnya.
"Meka, dimana Club paling bagus di kota ini?" Tanya Laura yang membuat Meka mengerutkan dahinya.
"Untuk apa kau menanyakan Club? Club terbagus dan terbesar ya yang biasanya kita datangi." Kata Meka lalu melototkan matanya saat Laura mematikan sambungan telefonnya begitu saja.
Laura tanpa pikir panjang langsung menuju Club yang bisa memang kadang dia datangi bersama sahabatnya, Meka.
Setelaj sampai, Laura langsung masuk dan duduk di kursi sambil memesan minuman 3 botol sekaligus,
"Kau gila," kata Meka menghampiri Laura yang bahkan masih ngos-ngosan karena sedikit berlari mencari Laura.
"Kenap kau ke sini?" Tanya Laura.
"Kau ini kenapa? Astaga kenapa kau memesan minuman tiga botol, mau kau buat mandi hah?" Omel Meka namun Laura malah menangis yang membuat Meka akhirnya semakin bingung.
"Victor.. aku tadi memergokinya sedang berhubungan badan dengan semretarisnya," kata Laura menangis yang membuat Meka terkejut.
"Aku sudah lernah mengatakannya kalau Victor pria yang tidak beres, tapi kau tidak mendengarkan perkataanku." Kata Meka yang malah mengomeli Laura,
Meka sebelumnya sudah pernah mengatakan kepada Laura jika Victor adalah pria yang tidak benar karena dia pun pernah memergoki Victor di hotel bersama seorang wanita, namun Laura tidak percaya dan malah mengira jika Meka salah liat atau mungkin jika wanita itu adalah rekan bisnisnya.
Laura semakin menangis mendengar Meka yang mengomelinya.
"Astaga.." gumam Meka lalu memeluk Laura dan menemangkannya.
Sedangkan di sisi lain.
Terlihat seorang pria yang merasa tubuhnya memanas.
"Br*ngsek." Umpat pria itu.
"Ada apa, Zeyn?" Tanya Aiken.
"Ada yang mencampur obat di minumanku." Ucap Zeyn yang merasakan tubuhnya benar-benar panas.
Aiken terkejut.
"Sial." Umpat Aiken yang melihat wajah Zeyn memerah dan sepertinya tau obat apa yang di masukkan ke dalam minuman Zeyn.
"Cari dia, dia pasti masih ada di sekitar sini. Aku ingin kau mendapatkannya." Kata Zeyn yang menahan sesuatu yang beegejolak di tubuhnya.
"Lalu bagaimana denganmu? Naina tidak ada di sini," ucap Aiken yang khawatir. Meskipun dia tidak pernah merasakan obat perangsang, tapi dia sepertinya cukup tau efeknya dan pasti ingin segera tersalurkan.
"Aku akan pergi ke kamar, kau urus saja mereka." Ucap Zeyn yang di angguki olehnya.
"Aku akan mengantarmu," kata Aiken yang khawatir nantinya akan ada wanita yang memanfaatkan keadaan Zeyn.
Setelah memastikan Zeyn masuk ke dalam kamarnya, Aiken beserta benerapa anak biahnya mengecek kembali cctv dan akan menyelidikinya dan mencari tau apa motifnya.
Sementara di kamar, tubuh Zeyn semakin memanas, gai/ahnya benar-benar memuncak, hasatnya ingin segera tersalurkan.
"Sial," umpat Zeyn, dia samar-samar mendengar suara hils wanita membuka pintunya dan menarik wanita yang tept tadinya ada di depan kamarnya.
Dia langsung meraup bib/irnya tanpa tau siapa wanita itu, dia benar-benar kalap dan seketika melupakan jika dia memiliki kekasih dan bahkan akan segera menikah.
Ga/irah Zeyn semakin memuncak saat wanita itu membalas ciumannya, dia melepaskan ciu/mannya sebentar dan melihat wajah wanita itu dengan tatapan sayu, wanita yang sangat cantik dan bahkan sangat wangi, meskipun mulutmya tercium bau alkohol yang sangat menyengat, tapi bau parfumnya juga masih tercium dan membuat dia semakin tidak bisa menahannya yang akhirnya berakhir panas dengan wanita itu bahkan sampai berkali-kali.
Flashback off