Tiga hari kemudian.
"Ahhhh ... Kai!"
De**han panjang nikmat milik Jade menguar cukup keras kala Kai sedang menggagahi sang puan untuk pertama kali. Setelah sempat melakukan pemanasan penuh hasrat, tak butuh waktu lama gai*ah keduanya memuncak dan berlanjut ke arah yang lebih menantang yakni melakukan s*x.
"F*ck, Jade! Kau sangat mengagumkan. kau adalah canduku. Kau hanya milikku, katakan itu, Jade!" tegas Kai dalam pengaruh belenggu kenikmatan di tengah olahraga panas di atas ranjang.
"Aku milikmu, Big Boss ... AHHH!"
"Good girl!" Kai menyeringai seraya menambah kecepatan laju gerakan maju mundur hingga tak lama keduanya pun mencapai klim*ks seraya masih saling menautkan belah ranum.
Beberapa saat kemudian.
Keduanya tak langsung beranjak melainkan saling berpeluk dengan tubuh yang hanya di tutupi sehelai selimut, menikmati momen kebersamaan dalam obrolan kecil.
Sebelumnya, Jade dinyatakan bisa pulang dari rumah sakit setelah bangun dari koma. Meski begitu Jade harus tetap dirawat jalan di rumah. Kai dan tim mafia lain dengan senang hati menyambut Jade tinggal di Mansion S alias markas mereka.
Untuk sementara waktu, Jade msnyetujuinya karena Bee pun tinggal di sana. Selama tiga hari tinggal di sana, Kai tak pernah absen memantau kondisi kesehatan sang assasin kesayangannya ke kamar.
Puncaknya, dua insan yang memang telah saling jatuh cinta itu tersulut ga*rah dan melakukan s*x untuk pertama kalinya di kamar Jade.
"Terima kasih, Tuan Mafia. Berkatmu, aku seperti menjadi manusia baru yang memiliki arti hidup," ujar Jade penuh syukur seraya semakin mengeratkan tubuh tanpa busana itu ke tubuh kekar Kai.
Sang pemimpin mafia lantas menyunggingkan ujung bibirnya. "Justru kau yang sangat berharga Jade. Demi apapun aku bersumpah tak akan melepaskanmu, Sayang." Kai Mengecup pundak tangan Jade penuh penghayatan. Tak lupa pria itu pun mengucapkan terima kasih sekali lagi atas kerelaannya berkorban nyawa demi Kai.
Saling tatap dan ciuman panas kembali mereka lakukan. Bahkan rudal Kai kembali menegang saat Jade bergerak ke posisi atas Kai tanpa melepaskan pertautan lidah. Ah, segala tentang Jade adalah sempurna bagi Kai.
"Hati-hati, jika kau nakal maka kita akan memasuki ronde selanjutnya, Jade," goda Kai karena Jade kerap melakukan pergerakan yang mer*angsang ga*rah sang bos mafia.
*Aku—"
TOK ... TOK!
"JADE! Ini Bee. Kenapa kau mengunci pintunya?"
Sayangnya, momen Kai dan Jade dibuyarkan oleh Bee yang mengetuk pintu kamar Jade dengan antusias.
Baik Jade dan Kai sama-sama salimg terkejut dan mulai bangkit. "Cepat sembunyi. Bee tidak boleh melihatmu di sini, Kai," bisik mendesak Jade seraya membantu menggiring tubuh Kai ke kamar mandi.
"Kenapa? Biarkan saja dia tau," Kai membalas dengan turut berbisik.
"Tidak sekarang, Cepat sembunyi! "
Dengan terpaksa sang bos mafia manut karena menghormati keputusan Jade. Pria itu lantas bersembunyi di kamar mandi sementara Jade langsung membukakan pintu setelah sempat memakai piyama handuk dan menyingkirkan kilat pakaian Kai dan miliknya yang masih bercecer di lantai ke kolong ranjang.
"Hey, " sapa Jade.
"Kau ini, lama sekali. " Bee berhasil menyeruak masuk ke dalam kamar dan sejenak terdiam ketika matanya melihat pemandangam berantakan ranjang Jade. "Hmm, aku mencium bau-bau mencurigakan di sini. "
Jade yang cukup terkesiap memutar otaknya keras untuk mencari alasan masuk akal mengapa ranjangnya bisa seberantakan ini. "Uhm, aku baru saja selesai pemanasan untuk latihan kombat di atas kasur jadinya berantakan," kilah Jade gusar, berharap Bee percaya alasannya.
"Hmm, baiklah kalau begitu. Aku langsung saja ingin membahas hal lain."
Jade lantas bernapas lega dan lanjut bertanya,."Tentang?"
Bee mulai menjabarkan bahwa ponsel mode assasin Jade kerap berbunyi pertanda banyak yang hendak mengorder jasa pembun*h bayaran sang sahabat. Bee lantas meminta kepastian kapan Jade akan memulai pekerjaanya kembali.
"Bee ... Kai menawariku bergabung dengan team-nya, bagaimana menurutmu?"
"Oh." Bee sejenak canggung.
Ia tahu betul bahwa sang sahabat dulunya beriskeras tentang aliansi bersama mafia karena tak ingin disetir. Namun, setelah dipikir-pikir, semua ia kembali serahkan pada Jade sebagai pemimpin team assasin. Bee akan tetap mengikuti langkah Jade selagi tak membahayakan mereka. "Terserah kau saja Jade. Yang jelas, aku akan ikut denganmu karena kita adalah tim yang solid."
Jade lantas memeluk erat sahabatnya sebelum Bee beranjak pergi lagi.
"Jadi, kau menerima tawaranku bergabung menjadi timku?" tanya Kai yang baru saja memunculkan diri dari kamar mandi.
"Uhm, ya. Tapi dengan satu syarat."
"Apa?"
"Aku ingin hubungan spesial di antara kita tidak perlu digemborkan terlebih dahulu. Isu Celine mungkin akan men-triger anak buahmu hilang respect karena situasinya terasa sama saat kau merekrut Celine yang ternyata berkhianat. Aku akan membuktikan loyalitas dalam misi sehingga pantas mendapatkan anak buah kepercayaan mafia Black Skull. Mengerti?"
"Baiklah, aku mengerti, Sayang." Kai kembali mencium pundak tangan Jade dengan penuh pengahayatan dan tatapan dalam seolah hanya Jade yang ia lihat di dunia ini.
Tak hanya telah menyelamatkan nyawa Kai, dibalik kemampuan hebat sebagai assasin, Jade ternyata cukup bijak dalam mencermati sebuah pandangan.
Kai lantas meminta Jade untuk segera bersiap-siap dan menemuinya di ruang meeting besar. Perkenalan resmi Jade akan dikabarkan ke seluruh tim Kai nanti. Namun, saat Kai keluar dari kamar Jade, seseorang ternyata diam-diam mengawasinya.
Sosok tersebut lantas mengepal tangan kuat imbas kesal. Ia lalu mengeluarkan ponsel untuk menelepon seseorang.
"Halo, Yas. Ada kabar terbaru apa sehingga kau menelponku?"
"Maaf, Tuan Alonzo. Aku hanya ingin menginformasikan bahwa Bos sudah mulai berani berlama-lama di kamar assasin murahan itu. Kau harus segera datang jika tidak ingin Bos semakin lengket dengannya."
"Woah, bersabarlah. Aku akan segera kesana membawa kejutan yang pasti tidak akan bisa ditolak Kai. Terus pantau putraku yang sedang sembrono itu, Yas. Akan kuberikan hadiah terbaik untukmu nanti. Mengerti?"
"Mengerti, Tuan."
Panggilan pun berakhir diiringin ulasan senyuman merekah dari bibir sens*al Yasmina. Nyatanya, dirinya sedang diminta menjadi mata-mata oleh ayah Kai.
Aku akan meminta hadiah dijodohkan dengan Kai karena hanya aku, wanita yang pantas menjadi mafia queen.
Beberapa saat kemudian
Meeting besar Mafia Black Skull dimulai malam ini dengan agenda utama membahas laporan bisnis mafia sekaligus perkenalan Jade dan Bee sebagai anggota tim baru.
Tak hanya tim inti, beberapa pimpinan perwakilan penting wilayah kekuasaan mafia Kai pun hadir. Ruang meeting yang sebelumnya cukup ramai dihadiri sekitaran lima puluh orang itu mendadak sunyi kala presensi gagah Kai mulai masuk.
"Sebelum memasuki bahasan bisnis. aku akan memperkenalkan anggota tim baru mafia Black Skull." Setelah memberi sambutan, Kai terlebih dahulu mempersembahkan Jade dan Bee sebagai anggota tim baru. Kedua puan cantik itu pun maju menghadap ke depan.
Sambutan yang cukup meriah kemudian terkuar di seantero ruangan meeting tersebut. Semua orang seolah mendukung masuknya Jade dan Bee ke dalam tim mafia. Namun, tidak dengan Yasmina.
"Maaf, Bos. Tapi aku merasa situasi ini sama seperti saat kau membawa Celine. Dan kau tau apa? Celine ternyata hanya menjebak mu," racau Yasmina menginterupsi yang sempat ditilik oleh Leo di sebelahnya. "Aku tidak akan menerima sebelum Jade membuktikan keloyalan pada tim mafia ini," tambah Yasmina masih tak terima imbas kecemburuan pada sosok Jade yang sukses mengalihkan perhatian Kai.