Ternyata menjadi istri Dante tidak semenyeramkan yang aku bayangkan. Dia cukup manis apalagi beberapa hari belakangan ini. Dia juga sudah tidak pemarah. Terkadang kami masih berdebat untuk hal-hal kecil dan dia tetap arogan tapi tidak pernah sekasar dulu. Kami banyak melakukan hal berdua yang jika boleh ingin kusebut mesra. Dante sering menciumku di mana-mana, dengan cara yang berbeda. Bukan dengan amarah penuh dendam seperti dulu. Dan aku seperti merasakan cinta di dalamnya. Mungkin hatiku saja yang melambung tinggi sendirian sementara dia hanya sedang menikmati aku sebagai mainannya tapi tidak apa-apa jika semanis ini. Tidak apa-apa, karena Dante mewujudkan banyak mimpi sederhanaku. Tentang rasanya diperhatikan, rasanya diperlakukan berharga, rasanya memiliki seseorang di antara semua