Dante memelukku yang terus menangis, menarikku menuju sofa besar di sana dan kembali memelukku sambil mengusap punggungku lembut. Perasaan tidak rela menyeruak di hatiku. Aku tidak mau ada wanita lain yang menerima perlakuan lembut seperti ini dari Dante. Aku tidak rela ada wanita lain yang menikmati senyuman manis Dante. Aku tidak rela ada wanita lain yang mendapatkan perhatian Dante. Hatiku mulai serakah bahkan setelah aku mendapatkan lebih dari yang aku inginkan. “Kenapa nangis, hmm?” tanyanya lagi. Nadanya lembut sekali seolah dia benar-benar mengkhawatirkanku. Seolah-olah meyakinkan sekali bahwa dia mungkin memiliki perasaan padaku. Dan itu malah terasa sangat menyakitkan karena aku tahu itu hanya sementara. Dan mungkin dia melakukannya demi rencana ini berjalan lancar agar dia nanti