Ketika aku tersadar, aku berada di sebuah ruangan yang tidak aku kenali. Beberapa orang berpakaian hitam terlihat menjaga di pintu dan terus bersiaga memperhatikan sekitar. Aku pura-pura terus memejamkan mataku. Jika aku terbangun, aku takut mereka akan melakukan sesuatu padaku. Hingga kemudian ada beberapa langkah kaki mendekat. “Bagaimana, Dok?” Seorang laki-laki yang sangat aku kenali suaranya itu berbicara. Jantungku berdebar kencang. “Kondisinya baik, dia hanya sedikit kaget saja dengan kecelakaan itu. Luka di kepalanya juga bukan yang serius. Hanya saja dia sedang hamil muda sehingga tadi aku sempat khawatir dengan keadaanya. Tapi semua sudah baik-baik saja.” Penjelasan dokter membuatku lega. Setidaknya anakku baik-baik saja itu sudah lebih dari cukup. Kemudian sang dokter tampak b