“Aku belikan sedikit hadiah untuk Talita, boleh ketemu hari ini?” Pesan singkat yang membuat Mila tidak bisa menahan senyum. “Aku tunggu di parkiran, atau kalian datang ke apartemen?” Pesan kedua. Mila masih belum sempat membalas, hatinya terlalu penuh dan tiba-tiba seperti bunga bermekaran di dalamnya. Perhatian yang membuatnya begitu bahagia, berharap apa yang terjadi hari ini bertahan lama dan tidak hanya sekedar kebahagiaan sesaat, atau setidaknya kebahagiaan yang abadi untuk Talita. “Kamu masih pegang aksesnya kan?” Lagi-lagi Mila belum sempat membalas, yang membuat Dimas kesal sendiri, hingga akhirnya ia pun menghubungi wanita itu. “Kenapa balasnya lama banget sih?” Keluhnya dari seberang sana. Nada bicaranya jelas terdengar kesal, sementara Mila hanya terkekeh saja. “Baru m

