Part 36: Terbongkar

1984 Words

Pemuda berkemeja berantakan dengan wajah kusut itu melangkah gontai memasuki ruangan di depannya. Kantung mata sayu menghitamnya dan rambut tak rapi menghiasi wajah tampan yang biasanya selalu ia jaga mati-matian. Tap. Langkah kakinya berhenti, bersamaan dengan helaan napas panjangnya. "Pak—" Ceye mengangkat tangan kanan nya, membuat suara Farid langsung terpotong. Dengan lemas Ceye duduk di tumpukan kayu yang ada di sebelahnya, menghadap tepat kearah Jesika. "Pingsan?" Tanyanya serak karena belum makan maupun minum sejak kemarin. Farid hanya mengangguk. Ceye bertopang dagu, mengerjap datar kearah perempuan itu. "Lucu, demi uang sampe relain harga dirinya." Ceye menggeleng geli. Farid merapatkan bibir, diam-diam mencuri lirik kearah Ceye. "Rid." Panggilnya pelan. Farid menegak. "I

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD