Chapter 1

1160 Words
Michael berdiri di sisi balkon kamar mengamati pemandangan indah langit malam. Di sebelah genggaman tangannya terdapat segelas wine, sesuatu yang bisa sedikit mengalihkan dari kenyataan yang sangat tidak ia inginkan. Sejenak Michael teringat dengan wanitanya. Natasha, wanita yang telah ia sekap selama tiga bulan ini. Dan sampai sekarang pun wanita itu belum bisa menerimanya. Tatapan Natasha selalu terlihat ketakutan jika Michael datang ke kamarnya. Atau pun jika Michael sedang ingin menyalurkan hasratnya. Wanita itu akan selalu menentang dan berakhir membuat emosi dalam jiwa Michael kembali naik. Semua ini disebabkan tidak lain karena wajah buruknya. Wajah buruk ini sangat mempengaruhi hidupnya. Tidak pernah Michael merasakan penolakan seperti ini. Semua orang menyukainya. Namun setelah wajah buruk ini muncul, perlahan-lahan kebahagiaan mulai pergi dari hidupnya. Termasuk wanita yang ia inginkan. Tok tok tok "Masuk." Tanpa menoleh Michael memerintahkan seseorang itu untuk masuk ke dalam kamarnya. Michael sudah bisa menebak bahwa Logan sedang berjalan pelan menghampirinya. Lelaki itu kemudian berhenti di belakang tubuh Michael. Dan menyampaikan sesuatu yang ingin dia katakan. "Nona Natasha kembali tidak mau menyentuh makan malamnya lagi. Dia terus menangis dan meminta pulang, Tuan." "Paksa mulutnya untuk memakan makan itu." Tetapi sepertinya Logan tidak serius untuk melaksanakan perintah itu. Logan masih berdiri sambil menatap Michael. "Dia terus memuntahkan makanannya." Michael membating gelas berisi alkohol itu ke arah lantai. Menimbulkan suara keras pecahan kaca,  dan serpihannya berserakan di atas lantai. Selangkah dari kaki Michael. Napas lelaki itu langsung memburu. "Dia benar-benar wanita keras kepala!" ucapnya, kewalahan terus menghadapi sikap keras kepala Natasha. Yang ia inginkan adalah wanita itu menuruti semua perintahnya. Jadi miliknya, melayani nafsu bejatnya, dan menjaga kesehatannya. Hanya itu. Apa sangat sulit untuk bisa melakukan itu? Logan kembali berucap, menyadarkan fokus Michael,  sampai lelaki itu kembali menatap ke arahnya. "Malam ini dia demam. Dan terus mengingau, memanggil nama Drew. Apa sebaiknya Tuan melepaskannya saja. Sepertinya tidak ada jalan lagi untuk bisa memilikinya Tuan." Michael menatap marah pada Logan. Tidak setuju dengan kata-kata yang pria itu muntahkan. Melepaskannya? Tidak! Michael tidak akan pernah bisa melepaskan wanita itu dari hidupnya. "Itu tidak akan pernah terjadi!" bentak Michael tak suka. Keinginan untuk memiliki Natasha sangat lah besar. Michael tidak mau menyerah begitu saja. Wanita itu harus ia dapatkan. "Aku yakin suatu saat nanti Natasha pasti akan mengingatku." "Sampai kapan Tuan? Kesehatan Nona Natasha semakin hari semakin memburuk. Saya takut Tuan akan berakhir menyesal merencanakan penyekapan ini." Michael langsung menatap Logan dengan tatapan serius. "Sejak kapan kau berani menentangku Logan? Jangan pernah mencampuri urusanku. Kau ada di sini hanya menjadi pengabdi setiaku. Jangan berperan seolah kau melebihi itu!" Michael bergegas keluar dari kamarnya. Membanting pintu. Lalu meninggalkan helaan napas kasar Logan di balik pintu yang telah menutup. Logan tidak habis pikir. Tuannya begitu terobsesi pada tubuh mungil wanita itu. Logan hanya takut penolakan wanita itu akan menghancurkan semuanya. Semua usaha yang selama ini ia lakukan untuk Michael. *** "Aku dengar kau mengacaukan makan malammu lagi. Nona keras kepala?!" Natasha tahu saat ini tubuhnya sedang lemah. Bahkan untuk membalas ucapan lelaki itu dengan makian pun tidak bisa ia lakukan. Tubuhnya terus menggigil di balik selimut. Kepalanya terasa pening. Seolah ada beban berat yang menumpuk di dalam kepalanya. "A-aku ingin pulang." Suara Natasha keluar begitu lemah. Sehingga memunculkan kecemasan dalam raut wajah Michael. Lelaki itu buru-buru menghampiri ranjang Natasha. Dan mulai menempelkan telapak tangannya di kening wanita itu. Shit! Keningnya begitu panas. Sebenarnya apa yang sedang di lakukan Logan sedari tadi. Mengapa pria sialan itu membiarkan keadaan tubuh Natasha semakin memburuk seperti ini. Michael meraih ponselnya. Dan ketika panggilan itu di jawab. Ia tidak bisa lagi mengontrol emosi yang siap meledak. "Apa yang kau lakukan Logan. Cepat bawa dokter kemari!" Michael membanting ponselnya ke sembarang arah lalu mulai fokus kembali, mengusap bintik keringat yang bermunculan di kening wanita itu. "Kau akan baik-baik saja. Sebentar lagi dokter datang," lirih Michael mencoba menenangkan. Getar bibir Natasha semakin menjadi. Wanita itu menatap Michael dengan tatapan lemah. Ia tidak bisa melawan ketika Michael ikut masuk ke dalam selimut dan memeluk tubuhnya dengan erat. Walaupun keinginannya tetap sama. Bebas dari jeratan lelaki menyeramkan ini. Namun saat ini tubuhnya tidak bertenaga. Ia tidak bisa berbuat banyak ketika tubuhnya terkunci dalam pelukan lelaki pemaksa ini. Satu usapan lembut tangan Michael mendarat di punggung Natasha, entah mengapa sedikit mengurangi rasa dingin yang menjalar semakin brutal di bagian tubuhnya. Natasha merasakan kehangatan, apa lagi saat bibir lelaki itu tak henti menciumi pucuk kepalanya. Mengapa kehangatan ini terasa berbeda? Natasha seperti menemukan sosok lain dalam diri Michael.  Dan ia merasa sangat mengenali perasaan itu. *** Michael mengamati gerak-gerik pria berusia cukup muda di depannya. Sebenarnya ia tidak menyukai suasana ini. Membiarkan tubuh lemah wanitanya di periksa dokter muda berparas tampan pula. Ia ingin sekali mencekik Logan karena telah berani mendatangkan lelaki dengan wajah yang sialnya begitu tampan itu untuk memeriksakan keadaan Natasha. Namun kali ini Michael cukup waras untuk tidak menghancurkan wajah tampan itu dengan emosinya. Sebaliknya Michael mencoba berkompromi dengan hatinya. Membiarkan dokter muda itu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dokter muda itu kini  beralih menatap Michael dengan senyuman ramah. "Nona Natasha baik-baik saja. Hanya demam biasa dan sedikit dehidrasi. Sebelum meminum obat pastikan perutnya terisi makanan terlebih dahulu." Michael hanya mengangguk. Lalu meraih resep obat yang diberikan dokter. Kemudian ia memerintahkan Logan untuk menyuruh pelayan menyiapkan makanan. "Buatkan bubur. Aku tidak yakin mulut keras kepalanya akan menerima makanan selain bubur." Perintah dari Michael membuat Logan tersenyum kecil. Dibalik arogant dan egoisme tinggi seorang Michael. Lelaki itu tetap mempunyai jiwa perhatian, terlebih untuk Natasha. "Baik Tuan." Logan membungkuk sopan lalu pergi dari hadapan Michael. Michael kembali mengalihkan fokus ke arah dokter muda yang sedang membereskan peralatan kedokterannya. Michael menatap dokter itu, dengan raut wajah yang sama. Tidak suka. Ia iri melihat kulit putih dan hidung mancung dokter itu. Apa lagi saat ini Natasha terlihat diam dan memperhatikan. Semakin membuat jatung Michael merintih tak suka. "Kenapa kau yang datang. Ke mana ayahmu?" tanya Michael. Mencoba mengalihkan perhatian agar matanya tidak terlalu cemburu dengan tatapan Natasha. Dennis adalah anak dari dokter pribadi keluarga Michael. Mereka sebenarnya tidak pernah saling mengenal atau bersahabat baik. Hanya saja dulu ia sering melihat lelaki muda ini berkeliaran di rumahnya untuk mengontrol kesehatan Michael. Menggantikan tugas ayahnya jika beliau sedang dirundung kesibukan. "Ayah saya sedang sibuk. Dia tidak bisa meninggalkan pasiennya di meja operasi." "Sebenarnya aku tidak menyukaimu. Tapi apa boleh buat." Michael mendengar kekehan santai dari mulut Dennis. Namun ia tidak cukup untuk peduli. Sebaliknya ia bergegas menghampiri ranjang. Dan duduk di sebelah Natasha yang sedang berbaring lemah. Menyentuh kening wanita itu dengan lembut. Memeriksa tubuh Natasha. Apakah panasnya sudah turun? Sementara Dennis hanya terdiam, memperhatikan Michael yang terlihat sangat perhatian pada wanita yang sedang berbaring di ranjang. Ia tidak tersinggung sedikitpun. Dennis sudah terbiasa dengan sifat buruk Michael. Walapun begitu, Michael adalah orang yang sangat Dennis hormati. Bahkan perjuangan lelaki itu di masa lalu bisa menjadi motivasi. "Saya pergi. Jangan lupa untuk meminum obatnya. Semoga istri Anda cepat sembuh." Michael menatap Dennis. Lalu mengangguk ringan. "Logan akan mengantarmu pulang. Terima kasih." Dan Dennis menanggapi ucapan Michael dengan anggukan kecil. Memperhatikan interaksi Michael yang masih terlihat fokus pada wanita yang pria itu klaim sebagai istrinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD