"Talia Ciara Semesta!" Yang disebut namanya tersentak. Sebab suara sang pemanggil agak membentak. Oh, itu MOS hari pertama. Adalah putri Guntur yang biasa disebut Cici oleh rumpun keluarga. Sudah beranjak remaja. "Kalung pengusir ruh jahatnya mana, huh?" Astagfirullah. "Ini ... i-ini, Kak." Ciara tunjukkan kalungnya kepada kakak OSIS. Jelas-jelas dia memakai kalung itu, masih saja ditanya. Eh, eh, kakak OSIS di depannya tertawa. "Melia! Mel! Sini, Mel! Saksi!" teriaknya. Jantung Ciara berdebar, degupnya meresahkan. Sosok yang disebut Melia itu mendekat, merupakan orang yang Ciara cemaskan kesaksiannya. Tahu kenapa? "Yang di depan sana ...." Kak Ridwan namanya, orang yang mencecar Ciara detik itu, juga yang memanggil Kak Melia, kini dia menunjuk seseorang pada barisan terdepan kubu