Aku menggeliat dalam tidurku. Sepasang tangan kokoh tengah memelukku dengan hangat. Dengkuran nafasnya lembut menyapu wajahku, melihatnya membuatku semakin gemas hingga menyusupkan wajahku ke dalam ceruk lehernya. Mas Bara juga membenarkan tidurnya dan menarikku semakin erat ke arahnya, kakinya melingkari pinggangku dan kakiku juga membelit kaki milik Mas Bara. Sekian lama saling berpelukan, kubuka mataku dan menatapnya sambil tersenyum penuh kasih sayang. Aku meniup wajahnya dengan lembut dan sesekali lidahku menyapu bibirnya. Tanpa diduga Mas Bara membuka mulutnya dan membalas ciumanku. "Eugh ... Istri nakal," desahnya pelan. Kami saling mencium, melumat dan membelitkan lidah hingga timbul-lah rasa ingin lebih melakukan dengan Mas Bara, tapi sayang .... "Aku harus masak, Mas Bara. Su