Aku merasakan nyaman dalam tidurku. Mas Bara memelukku dengan hangat setelah tadi malam kami bercinta dengan mesra. Kupandang wajahnya yang sedang tidur terlelap, tampak semakin tampan dan penuh dengan pesona bagi wanita mana saja yang melihatnya, jika tidak?! Bagaimana bisa model sekelas Ira ingin jadi istrinya?! Itu semua karna Mas Baraku sangat tampan, bukan?! "Mas Bara ... Aku sudah terlalu mencintaimu. Jangan pernah meninggalkan aku, ya!" gumamku mengusap bibirnya mesra, perlakuannya, gulatannya, tekanannya, cumbua4nnya, masih membayang jelas di pelupuk mata, sangat liar, panas dan ganas. "Tidak akan, Sayang. Bahkan dalam mimpi sekalipun!" ucap Mas Bara, tiba-tiba membuka matanya. "Eh, Kau sudah bangun?" tanyaku kaget. "Ya ... Aku sudah bangun, Sayang," jawabnya lembut. "Astaga!