Episode 1

1825 Words
Apa itu cinta? Apakah cinta adalah makanan yang enak? atau sebuah permainan yang menyenangkan? Apakah cinta bisa membuat kita kaya? Atau justru bisa membuat kita sengsara? Apakah cinta hanya berisi kisah asmara yang berbunga-bunga seperti cerita para remaja? Ataukah hanya berisi kisah melankolis khas orang dewasa? Atau mungkin, cinta hanya sekedar cerita dewasa penuh nafsu yang banyak terdapat pada karya tulis modern saat ini? Apapun itu, cinta tetaplah cinta. Mau tidak mau, suka tidak suka, cinta tetap sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan kita. Ada kisah cinta yang berakhir baik, ada juga kisah yang berakhir tragis. Ada sebuah cinta yang hanya mampir, ada juga sebuah kisah yang berakhir sebagai takdir. Kisah manapun yang kita pilih, pelaku cinta biasanya sangat menikmati peran yang mereka mainkan. Bermain peran dalam cinta memang sangat menyenangkan, meskipun terkadang, kita harus mati demi memerankan tokoh dalam kisah cinta yang kita pilih. Mati yang dimaksud di sini bukan sekedar mati secara batin atau hanya retorika semata, melainkan benar-benar mati secara harfiah di mana nyawa akan berpisah dengan tubuh fisik dan meninggalkan dunia ini. Hai, namaku adalah Ramagendhis. Aku bukan seorang tokoh dalam cerita ini. Bukan, sama sekali bukan. Aku hanya seseorang yang suka mengamati sesuatu, dan menuliskan sesuatu tersebut ke dalam sebuah buku. Aku ingin menuliskan sebuah kisah cinta yang sangat menyentuh kalbu. Sebuah kisah cinta berdarah dari seorang tokoh yang memainkan peran sebagai manusia yang berlagak kuat, padahal dirinya sendiri tidak tahu apakah dia bisa bertahan hidup esok hari atau tidak. tetapi seperti yang aku tulis pada paragraf pertama cerita ini, tokoh kita ini juga sangat menikmati perannya, meskipun dia harus rela berdarah-darah karena peran yang ia emban sangat menyakitkan. Untuk kalian, siapapun kalian, Ramagendhis di sini akan memperkenalkan si tokoh utama kepada kalian. Jadi, lebih baik kalian membaca cerita ini sambil duduk santai, duduk manis, lupakan segala urusan dunia kalian dan hanyutlah dalam permainan cinta paling menyenangkan untuk diikuti. Apakah benar kisah cinta ini akan semenyenangkan itu? Entahlah. Tapi, Ramagendhis tidak akan berjanji akan membuat kalian menangis bombai karena kisah ini. Ayolah, kisah cinta melankolis itu sudah terlalu biasa. Bagaimana jika kita bermain sesuatu yang lebih menyenangkan. Mungkin seperti, hadiahi aku dengan darah dan kepala kekasihmu, maka aku akan mengakui jika kau benar-benar mencintai kekasihmu, atau mungkin permainan seperti, tusuk kekasihmu dengan belati beracun ini di depan mataku, maka akan aku hadiahi kau dengan surga di mana tidak ada lagi penderitaan yang akan tersisa di dalam hatimu. Ini adalah Couple Games, Sayangku! Hahaha. Baiklah, aku menyerah. Ramagendhis akan segera memulai kisah ini sebelum kalian semua membunuhku karena terlalu banyak bicara. Suara gemuruh yang menggelegar di sore hari, hujan yang turun dengan derasnya, serta awan kelabu yang sangat pekat, membuat aku, Ramagendhis hanya dapat termenung menikmati secangkir kopi panas di sebuah kedai kopi kecil di tengah Kota Industri. Kota industri bukanlah sebuah kota yang padat, namun kota ini dipenuhi orang yang memiliki dompet tebal serta pekerja keras seperti diriku. Ah, aku menyombongkan diri. Aku memang biasa menikmati waktuku sendiri tanpa ditemani siapapun, karena aku dapat melihat dan mengamati apapun yang tengah melintas di depanku. Di sinilah aku menemukan seseorang yang sangat menarik. Suara teriakan dari beberapa orang di luar berhasil memecah suara hujan yang sangat keras di luar. Suara yang sayup-sayup terdengar dari horizon, berhasil membuyarkan fokusku menikmati kopi sehingga aku menoleh ke arah suara itu berasal. Sebuah langkah kaki yang terlihat kelelahan melintas di depan kedai kopi tempatku duduk. Langkah kaki dari seseorang yang terlihat memiliki tatapan mata yang tajam, berlari seakan tidak memiliki rasa takut dalam dirinya, terlihat dari senyum tipis yang terpancar dari bibirnya. Meskipun badannya kecil, tetapi keyakinan dan rasa percaya diri terpancar terang dari matanya. Dia sangat menikmati peran yang dipilihkan takdir untuknya. Dialah tokoh utama kita dalam kisah cinta penuh darah ini. Langkah kaki tokoh utama kita semakin kencang ketika dia menyadari semakin banyaknya orang yang mengejar dirinya di belakang. Untuk apa dia dikejar? Mungkin kita harus mencari tahu sedikit tentang siapa tokoh utama kita kali ini. "Selamat siang, Penulis dan Pembaca sekalian. Namaku adalah Juan, tokoh utama dalam cerita Couple Games. Aku adalah seorang..." Cukup, Juan. Jangan kau lanjutkan kisahmu di sini, lebih baik kita kembali di saat kau dikejar warga di tengah Kota Industri. Ah, sebelum kembali ke dalam kisah ini, kalian para pembaca pasti tengah bingung, kenapa Juan justru mengenalkan dirinya seperti ini. Aneh bukan? Jangan merasa aneh, karena sejak awal, kisah ini memang dibuat dengan penuh keanehan oleh penulisnya. Aku akan memberi satu petunjuk kepada kalian kenapa tulisan ini sangat aneh. Mungkin kalian pernah menonton sebuah seri Reality Show yang berasal dari asia timur? Di mana para peserta akan diwawancarai di tempat terpisah di dalam ruangan tertutup? Bayangkan saja Juan melakukan hal itu dalam kisah ini. Lucu bukan? Menarik bukan? Ada kisah di dalam kisah. Ada cerita di dalam cerita. Baiklah, lagi-lagi aku terlalu banyak berbicara di sini. Lebih baik kita kembali ke dalam kisah yang sebenarnya. Juan adalah seorang pria yang berprofesi sebagai pesulap. Dia bisa menghilangkan dompet dan barang berharga milik orang yang dia temui sepanjang jalan. Kiprah Juan sudah sangat terkenal di Kota Industri sebagai pesulap handal yang ditakuti banyak orang. Beberapa kali petugas kepolisian berusaha mengejar Juan, tetapi dia selalu bisa lolos dari kejaran petugas. Ah bukan, Juan bukan seorang pesulap, melainkan pencopet kelas kakap yang memang sudah terkenal di Kota Industri. Berbeda dengan para penjahat kelas teri lain yang selalu melakukan kejahatan dengan terutup dan bersembunyi, Juan justru melakukan kejahatannya secara terang-terangan. Tetapi, kenapa hari ini Juan sangat sial sehingga dikejar oleh banyak orang? Hal itu karena Juan benar-benar tidak beruntung hari ini. Lalu, apa perbedaan tidak beruntung dan sial? Entahlah, aku sebagai penulis hanya asal berbicara, hahaha. Hari ini tengah hujan deras dan Juan tidak memiliki uang untuk membeli minuman keras. Dia hendak mencopet seorang pekerja yang baru turun dari taksi. Namun ketika dia akan mengambil dompet milik pekerja tersebut, Juan justru terpeleset dan jatuh. Juan mengaduh kesakitan karena kepalanya terbentur lantai trotoar, tetapi bukan itu yang membuat Juan dikejar, melainkan ketika ia terpeleset, Juan tidak sengaja menarik celana milik pekerja yang akan ia copet sehingga melorot dan memperlihatkan celana boxer bergambar gajah berwarna merah jambu yang menggemaskan. "Hei, kenapa kau tulis itu, Ramagendhis? Ah kau sangat jahat!" Aduh, sepertinya Juan protes ketika melihat tayangan ulang kesialannya hari ini. Sakit, ngilu, marah, malu, dan geram dirasakan oleh Juan saat itu. Juan sontak berdiri dan berlari dari hadapan pekerja itu. Pekerja yang baru turun dari taksi itu merasa marah dan berteriak kepada Juan sambil menaikkan kembali celana yang sempat terjatuh., "Dasar Tikus Kota! Kembali ke sini kau!" Warga yang mendengar teriakan itu langsung berlari mengejar Juan yang berlari sekuat tenaga. Juan yang merasa malu hanya bisa berlari kencang sambil tertawa mengingat seberapa imut celana boxer milik pekerja tersebut. Ketika Juan menengok ke belakang, dia melihat semakin banyak warga yang mengejarnya. Juan semakin mempercepat langkah kakinya dan tertawa semakin kencang. Remaja berusia 17 tahun itu memang suka bermain kejar-kejaran dengan warga karena menurutnya hal itu dapat memacu adrenalin miliknya. Ketika semakin banyak warga yang mengejarnya, Juan berbelok ke sebuah gang. Tidak lama kemudian, para warga juga ikut berbelok ke gang tersebut, namun mereka terkejut karena gang yang baru saja dilewati Juan ternyata kosong, hanya ada seorang perempuan yang tengah berdiri berteduh di depan sebuah minimarket. Perempuan itu terkejut melihat warga yang berlari seperti mengejar sesuatu, tapi perempuan itu juga menyadari jika ada seseorang yang tengah dikejar oleh para warga. Tanpa mengatakan sepatah kata, perempuan muda bertubuh 155 sentimeter itu menunjuk ke arah sebuah gang yang sangat sempit yang hanya bisa dilewati oleh dua orang. Dia mengatakan kepada warga jika ia melihat seorang pria mengenakan jaket berwarna hitam melewati gang sempit tersebut. Warga yang merasa jika ciri-ciri yang disebutkan oleh perempuan itu benar, langsung berlari masuk ke dalam gang sempit tersebut. Setelah semua warga yang mengejar Juan memasuki gang sempit tersebut, perempuan itu berjalan santai menuju jalan raya sembari mengukir senyum lebar di bibirnya. Sayangnya, naisb perempuan itu kurang beruntung di tengah kerasnya lingkungan Kota Industri. Diam-diam ia diikuti oleh seorang lelaki yang mengenakan jaket coklat yang berjalan pelan di belakangnya. Ketika lelaki jaket coklat itu hendak menyentuh tas yang ia kenakan, perempuan itu langsung menepis tangan si lelaki dan melirik ke arah si lelaki tersebut. Senyum tipis terukir di wajah si perempuan karena ia sudah tahu jika lelaki yang mengikutinya adalah Juan yang telah mengganti jaket dari hitam ke coklat. Ya, jaket yang dikenakan Juan memang merupakan jaket dua arah yang biasa Juan gunakan untuk kamuflase. Lalu, siapakah perempuan itu? Kenapa ia dapat menangkap tangan cepat milik Juan? "Selamat siang, Namaku adalah Eva. Dan aku adalah...." Hei! Cukup cukup cukup. Kau jangan merusak bagianku, Nona Eva. Sudah menjadi tugasku untuk memperkenalkan semua tokoh dalam kisah ini. Baiklah, kita kembali ke dalam kisah. Jadi perempuan itu bernama Eva, yang merupakan seorang konsultan bisnis yang cukup terkenal di Kota Industri. Dari pekerjaannya dia berhasil mendapatkan uang yang cukup banyak, bahkan sangat banyak jika hanya digunakan untuk bersenang-senang. Pelanggan Eva kebanyakan adalah seorang pebisnis baru yang akan meniti karir di Kota Industri. Dia sering memeras kliennya untuk mengeluarkan uang lebih dan menghadiahi mereka dengan omong kosong yang sebenarnya tidak memiliki arti sama sekali. Lebih tepatnya, Eva adalah seorang penipu handal yang sudah terkenal di Kota Industri. Sebenarnya sudah banyak warga yang memperingatkan pekerja baru tentang Eva, namun kelicikan Eva membuat masih banyak warga baru yang menjadi korban. Ada satu fakta menarik tentang Eva, dia adalah kekasih dari Juan. Bagaimana kisah awal mereka sehingga menjadi sepasang kekasih? Entahlah, Ramagendhis tidak ingin membuka kisah itu terlebih dahulu agar para pembaca penasaran, Hahaha. Ketika Juan dan Eva tengah berjalan santai keluar dari gang setelah lolos dari para warga, ternyata ada seseorang yang menyadari keberadaan dari Juan. Warga tersebut sontak berteriak, "itu dia si pria mesum yang memelorotkan celana!" Juan dan Eva terkejut, melihat ke arah warga yang berteriak dan segera berlari menjauh. Mereka berlari sambil tertawa terbahak-bahak karena tidak menyangka jika masih ada yang mengenali Juan meskipun telah berganti jaket. Eva juga sama seperti Juan, selalu menikmati saat di mana mereka dikejar oleh warga. Mereka berlarian sambil tertawa sementara di belakang mereka beberapa warga tengah mengejarnya dengan sekuat tenaga. Dengan langkah yang semakin cepat, Juan dan Eva berbelok ke sebuah gang. Tapi mereka segera menyadari jika gang yang mereka masuki ini bukanlah gang biasa. Tiba-tiba saja semua menjadi gelap, Juan dan Eva tidak dapat melihat apapun. Dua sejoli yang tengah panik itu saling berpegangan tangan, mengedarkan pandangan mereka ke sekeliling dan masih tidak dapat melihat apapun. Bahkan jalan tempat mereka memasuki gang ini pun sudah tidak terlihat lagi. Semua benar-benar gelap. Baru pertama kali ini, Eva dan Juan merasa benar-benar ketakutan. Dada mereka berdegup kencang dan dahi mereka mulai berkeringat. Juan terlihat sangat panik di tengah kegelapan sedangkan Eva mulai menangis karena tidak dapat menahan rasa takut dan panik yang ia rasakan di dalam pikirannya. Di tengah rasa kalut yang berkecamuk, tiba-tiba sebuah benda tumpul memukul bagian belakang kepala mereka dan membuat dua orang tikus jalanan Kota Industri itu tidak sadarkan diri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD