Langit telah berwarna jingga saat Nania mengendarai mobilnya menuju rumah sakit. Ia dalam perjalanan pulang dari kantor setelah seharian bekerja. “Hah ….” Hela napas Nania terdengar saat ia menyandarkan punggungnya pada jok kala mobilnya berhenti di depan lampu merah. Perhatiannya kemudian jatuh pada benda persegi di atas dashboard yang mana benda itu adalah undangan dari Arsen. Nania kembali menatap lurus ke depan dengan tangan meremas setir. Apa ia harus datang? Drt … Nania tersentak dari lamunan saat ponselnya berdering. Mengambil ponsel dari dalam tas selempangnya, diangkatnya panggilan tanpa melihat nomor siapa yang tertera pada layar. “Halo.” “Halo. Undanganku sudah sampai padamu?” Nania terdiam sejenak. Jika tahu Arsen yang menghubunginya, ia tak akan mengangkat panggilan