“Terima kasih.” Leon hanya diam mendengar suara Ajun tanpa mengerti maksud ucapannya. Pada akhirnya ia mengangkat panggilan. “Terima kasih berkat Kakak, aku dan ibu akan pergi dari rumah ini.” “Katakan itu pada ibumu. Dia mau membunuh calon anakku,” kata Leon sambil meremas ponsel yang menempel telinga. Ajun tak mengatakan apapun dan memilih mengakhiri panggilan. Leon menatap layar ponselnya dengan gigi bergemeletuk. Ia marah, Ajun seolah menyalahkannya atas apa yang terjadi pada keduanya padahal itu semua terjadi karena kesalahan ibunya sendiri. Di sisi lain yakni di tempat Ajun, ia masih menggenggam ponsel di tangan. Padahal dirinya sudah angkat tangan tak mau ikut campur bahkan membantu sang ibu, tapi dirinya harus terseret ke dalam masalah ini. Meski ayahnya menyuruhnya tetap