T I G A B E L A S

1576 Words
Saat perjalanan pulang tiba-tiba turun hujan sangat lebat sampai Daffa tak berani ngebut karena jalanan licin dan jarak pandangnya sangat pendek. "Hati-hati, pak, hujannya lebat banget." Dari tadi Raline yang terlihat cemas melihat situasi sore ini yang jauh dari kata baik karena hujan dan petir terus beradu saat mereka menempuh perjalanan pulang. "Bu Raline nggak apa-apa kalau ke rumah saya dulu? soalnya rumah saya udah nggak terlalu jauh dari sini." Di situasi seperti ini memang sangat tidak aman untuk berkendara meski mereka menaiki mobil yang tertutup. Raline terlihat terdiam sebentar untuk berfikir sebelum akhirnya memberikan keputusan. "Yasudah nggak apa-apa, pak, biar nanti saya pamit ibu lewat telfon." Daffa menoleh sebentar sambil mengerutkan kening. "Ibu?" bukannya dia sudah tidak memiliki ibu, lanjutnya dalam hati. "Ibu tiri, pak Daffa." Koreksi Raline dengan cepat. Daffa mengangguk paham dan kembali fokus ke jalanan yang lumayan ramai meskipun tengah hujan lebat. "Daddy, masih lama nggak?" tanya Kejora yang kini duduk di pangkuan Raline. "Sebentar lagi sampai sayang, lihat tuh gang-nya udah kelihatan." Daffa menunjuk gang masuk perumahannya. "Bu Aline nanti bobok sama Jola ya." "Iya sayang." "Asikk, pasti bu Aline betah di kamal Jola soalnya kamal Jola banyak boneka cantik." Raline terkekeh dan mencium puncak kepala Kejora. "Sudah sampai, yuk kita turun." Ketiganya langsung turun dari dalam mobil dan segera masuk ke dalam rumah karena suhu di luar sangat lah dingin. "Bu Raline kalau nggak nyaman di kamar Kejora bisa istirahat dulu di kamar sebelah," ucap Daffa sambil menunjuk kamar tamu yang bersebelahan dengan kamar Kejora. "Iya, pak, terimakasih banyak." "Kejora, ayo mandi dulu udah sore nih." Kejora cemberut dan mengentak-entakkan kakinya kesal. "Nggak mau! Jola masih mau kenalin semua boneka Jola sama bu Aline, daddy." "Udah sore Jora nanti keburu dingin, nanti aja kalau sudah mandi kenalin semua boneka kamu." Kejora semakin cemberut dan menyilangkan tangannya di depan d**a. "Ayo mandi dulu, nurut apa kata daddy Kejora." Tutur Raline dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang. "Tapi kan Jola mah kenalin boneka Jola." "Nanti kalau sudah mandi." Akhirnya Kejora mengangguk. "Tapi mandi sama bu Aline ya, Jola bosen dimandiin daddy." Daffa langsung menepuk jidatnya karena kelakuan Kejora yang makin lama makin berani pada gurunya. "Jora, bu Raline itu ibu guru kamu, tugas bu Raline mengajar kamu di sekolah bukan mandiin kamu!" Kali ini Daffa agak keras agar Kejora punya rasa sungkan pada Raline yang selalu baik dan menuruti apa perkataan Kejora. Kejora langsung diam dan menunduk dalam-dalam karena takut akan kemarahan daddy-nya. "Maafin Jola bu Aline," ucap Kejora dengan suara bergetar menahan tangis. Karena kasihan Raline memberanikan diri membuka suara. "Saya nggak keberatan, pak, saya tau apa yang Kejora rasakan. Dia merasa senang karena ada orang yang memperhatikannya secara lebih dan saya tidak keberatan sama sekali menuruti apa mau Kejora selagi saya bisa melakukannya. Sekali lagi saya minta maaf, kalau saya sudah bertindak terlalu jauh." "Bukannya saya melarang Kejora dekat dengan bu Raline, saya hanya takut Kejora jadi ketergantungan dengan bu Raline dan melupakan posisi bu Raline sebagai gurunya." "Yasudah, terserah pak Daffa saya hanya bisa melakukan apa yang bisa saya lakukan selebihnya saya serahkan pada pak Daffa." Daffa berlutut di hadapan Kejora dan mengusap air matanya yang mulai jatuh membasahi pipinya. "Maafin daddy ya, maksud daddy bukan melarang kamu dekat dengan bu Raline tapi daddy takut Jora lupa siapa bu Raline dan berbuat tidak sopan sama bu Raline." Kejora terisak pelan dan meminta maaf pada Raline. "Maafin Jola, bu Aline. Jola udah nggak sopan sama bu Aline." Raline tersenyum dan mengusap pipi Kejora. "Nggak apa-apa sayang, bu Aline nggak marah kok sama Kejora." "Yasudah sekarang Kejora mandi dulu sama daddy, ya." Kejora mengangguk dan kembali menurut pada ayahnya. "Bu Raline istirahat dulu, saya urus Jora sebentar ya." Pamit Daffa sebelum berjalan menuju kamarnya. Setelah kepergian Daffa dan Kejora, Raline mendadak bingung ingin melangkah kemana karena ini kali pertamanya Raline menginjakkan kaki di rumah orang tua Kejora. "Permisi, nona mau minum apa?" Raline kaget dan langsung menoleh pada wanita paruh baya di sampingnya. "Nggak usah bi saya nggak haus." Raline menolak dengan halus dan sopan. "Yasudah, kalau begitu nona duduk dulu sambil nunggu mas Daffa sama Kejora." Wanita itu lalu mengajak Raline menuju sofa panjang yang berada di depan televisi. "Kalau boleh saya tau nama nona siapa?" "Raline, bi." Pembantu itu terlihat tersenyum penuh arti. "Akhirnya tuan Daffa mau bawa perempuan ke rumah." Raline mengerutkan kening bingung mendengar ucapan ART itu. "Maksud bibi apa?" Tanya Raline. "Semenjak istrinya nggak ada, tuan Daffa memutus hubungan dengan semua perempuan makanya saya tadi kaget lihat wanita cantik masuk rumah ini." Pembantu itu terlihat sangat girang membuat Raline menjadi tak enak karena dia bukan siapa-siapa dan hanya sekedar mampir. "Tapi saya nggak ada hubungan sama pak Daffa, bi." "Alah nggak perlu malu-malu sama saya." Pembantu itu terlihat tak peduli dan menganggap dirinya orang spesial Daffa. Saat akan mengelak lagi, terdengar suara Kejora yang memanggilnya. "Bu Aline, Jola sudah cantik." Kejora berputar-putar di depan Raline sambil menunjukkan baju frozen kesayangannya. "Cantik banget, ibu jadi pengen punya baju seperti itu." Kejora terlihat sangat gembira ada seseorang yang menginginkan baju yang ia kenakan. "Besok kalau Jola sama Daddy main ke Mall Jola caliin ya bu, kita pakai baju kembal lagi." "Nggak ada yang ukuran besar sayang." "Ada bu Aline, pokoknya nanti Jola caliin sama daddy." Raline tertawa dan tak terlalu menanggapi serius ucapan Kejora. "Bi, buatin Jola s**u ya daddy lagi masak," ucap Kejora pada pembantunya yang masih bergabung bersama mereka. "Siap putri Elsa." "Makasih bibi cantik." Raline terkekeh melihat interaksi antara Kejora dan pembantunya. "Jadi setiap hari daddy yang masak?" Tanya Raline penasaran. "Iya bu, tadi daddy suluh Jola temenin bu Aline bial nggak bosen." Raline mengangguk dan mulai kehabisan topik pembicaraan. Kejora yang biasanya banyak bicara kini fokus dengan tayangan televisi sambil meminum s**u cokelatnya. Karena di hadapannya sangat banyak frame foto yang terpasang di dinding, matanya jadi traveling kemana-mana dan melihat foto-foto itu dengan intens. "Itu foto daddy sama mommy, bu Aline." Raline mengangguk dan mengamati potret romantis kedua sejoli itu. "Wajah kamu mirip mommy kamu." "Iya bu, makanya Jola pengen cepet-cepet ketemu mommy." "Sabar ya, Jora pasti ketemu mommy." Raline mengusap pipi Kejora dan memberikan dukungan penuh pada gadis kecil yang selalu merindukan sosok ibu dalam hidupnya. "Tapi mommy lama banget bikin Jola pengen cali mommy lain." "Hust, nggak boleh bilang gitu nanti daddy sedih loh kalau dengar." Kejora mengerucutkan bibirnya. "Jola juga pelnah dengal daddy dimalahin oma telus oma nyuluh daddy buat cali mommy balu buat Jola." Kejora menjelaskan penglihatannya dengan jelas dan Raline tak mau terlalu ikut campur masalah keluarga orang tua muridnya. "Yasudah nggak usah di bahas lagi ya, Jola fokus sekolah aja." Hanya itu yang bisa Raline bicarakan setelah itu ia memilih untuk diam daripada ia mendengar hal yang tak boleh dia dengar dari mulut polos Kejora. Tak lama kemudian Daffa muncul dari arah dapur menghampiri mereka. Bajunya sudah ganti dan terpasang apron berwarna cokelat muda di badannya. "Ayo kita makan dulu." Kejora menarik tangan Raline yang masih terlihat sungkan. "Ayo bu Aline kita makan, masakan daddy enak loh." Akhirnya Raline berdiri dan mengikuti Kejora dan Daffa ke meja makan. "Maaf bu Raline menunya seadanya soalnya bibi belum belanja." "Nggak apa-apa pak Daffa, saya terimakasih banyak." Sore ini Daffa hanya memasak telur dadar balado dan juga ayam suwir yang ia bumbui tidak pedas karena putrinya tidak suka pedas. "Ayo bu Raline nggak usah sungkan-sungkan," ucapnya sambil mengambil nasi untuk dirinya dan Kejora. Raline mengangguk dan mulai mengambil nasi serta lauk pauk yang tersedia. "Enak kan bu masakan daddy," celetuk Kejora saat Raline mulai memakan satu suapan. Raline mengacungkan jempolnya karena masakan sederhana Daffa benar-benar enak dan sangat pas di lidahnya. "Sebagai wanita saya merasa insecure sama pak Daffa," ucap Raline sambil tersenyum malu karena masakannya tak se-mantap ini. "Bu Raline bisa aja, nggak ada masakan yang nggak enak cuma belum pas aja takaran bumbunya," balas Daffa. "Dulu lulusan tataboga ya?" Daffa mengulum bibirnya dan ragu untuk menjawab karena sebenarnya dia tak sampai lulus saat kuliah. "Saya hanya lulus SMA bu Raline, waktu itu saya terpaksa putus kuliah." "Nggak mungkin, masakan pak Daffa enak banget terus kafe pak Daffa juga bagus banget." Daffa terkekeh pelan. Semua pencapaiannya tidak ia dapat dari bangku perkuliahan, tapi dari pengalaman hidup yang terkadang bergerak tak menentu. "Saya sudah mulai merintis usaha dari SMA bu Raline, meski keluarga saya orang berada tapi impian terbesar saya memiliki bisnis kuliner yang bisa tersebar di seluruh negeri." Raline benar-benar kagum, saat SMA dulu sedikitpun dia tak punya pikiran untuk merintis usaha, yang ia kejar hanya gelar dan pangkat. "Hebat banget masih SMA tapi sudah sukses berbisnis." "Semua bisnis yang saya geluti tidak sukses secara instan, saya sering gagal, bahkan pernah terlilit hutang karena belum mahir mengelola keuangan, bangkrut sampai semua usaha saya habis dan terpaksa meninggalkan kota ini." "Iya kah?" "Iya bu Raline, waktu itu mommy Jora lagi hamil muda dan usaha saya bangkrut. Tapi mommy Kejora orang yang luar biasa, dia tetap mau mengikuti saya bagaimana pun keadaannya dan tetap mendampingi saya merintis usaha kembali. Dan sekarang, saat semuanya sudah berhasil dia tidak ikut menikmatinya." Daffa tersenyum kecut. Dia benar-benar berharap Raya kembali ke pelukannya dan menikmati hasil usaha mereka bersama-sama. "Saya hanya bisa bantu doa agar mommy Kejora cepat kembali," ucap Raline tulus. "Terimakasih banyak bu Raline." Raline mengangguk dan lanjut memakan dengan lahap masakan Dafa. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD