Kini mereka berada di London Eye, Farica memandang keindahan kota London dari atas sana. "Kamu menyukainya?" tanya Geo yang berada di belakangnya.
"Hmm..." menganggukan kepalanya, "Aku menyukainya, sangat menyukainya." jawab Farica dengan senyum cantiknya yang terus menatap keindahan kota.
"Farica." panggil Geo membuatnya menoleh dan terkejut melihat Geo yang kini telah berlutut dengan satu kakinya di tekuk.
"Farica, kita sudah melewati beberapa hari bersama, jantung ini terus berdebar ketika bersamamu dan aku menyadari bahwa aku sudah jatuh dalam pesonamu. Maka dari itu, hari ini aku ingin melamarmu menjadi kekasihku karena aku mencintaimu." ungkap perasaan Geo yang terpendam dengan tekad yang kuat dan percaya diri bahwa Farica, wanita yang ada di depannya juga merasakan hal yang sama saat bersamanya.
Farica tak percaya dengan pernyataan Geo. Geo melamarnya menjadi kekasihnya, artinya cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Farica menyadari bahwa dirinya juga telah jatuh cinta dengan pria yang ada di depannya.
"Will you be my girlfriend?" tanya Geo sambil mengeluarkan sebuah cincin dari saku celananya.
Farica tidak dapat menjawab pertanyaan Geo, dirinya terlalu bahagia dan hanya bisa menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Senyum lebar terukir di wajah Geo, dirinya mendapat jawaban "Yes" dari Farica yang sekarang telah resmi menjadi kekasihnya.
"Thank you Love." ucap Geo menarik Farica ke dalam pelukannya.
Mereka berpelukan dengan erat, menyalurkan rasa bahagia yang ada di dalam hati mereka, "I love you." balas Farica dengan malu, merasa wajah Geo mendekat, Farica menutup matanya. Terasa ada sesuatu yang menempel pada bibirnya hingga kini bibir itu saling melumat satu sama lain. Tidak ada nafsu diciuman itu, hanya perasaan cinta merekalah yang ingin saling mereka sampaikan disana. Bahkan Farica menikmati ciuman itu dengan melingkarkan tangannya ke leher Geo.
Setelah resmi sebagai sepasang kekasih, Geo selalu memperhatikan Farica selama bekerja. Hal itu membuat Farica kesel karena menganggu pekerjaannya, apalagi saat ada tamu pria yang menanyakan sesuatu atau meminta bantuan Farica, sifat posesifnya langsung keluar.
Farica tidak diperbolehkan dekat-dekat dengan tamu yang berjenis kelamin laki-laki, jika tidak maka Farica akan kembali menjadi pelayan pribadi Geo dan tentu saja Farica protes dan menolak karena selama dirinya menjadi pelayan pribadinya, Farica tidak melakukan apa-apa hanya melihat Geo berkutat dengan laptopnya seharian.
"Love, jangan melayani pria itu lagi. Tidakkah kamu lihat? Dia sengaja terus menanyakan kepadamu padahal pertanyaan itu tidak perlu di tanyakan, semua orang juga tahu jawabannya." dengan mata tajam menatap pria itu yang terus mencari perhatian Farica kekasihnya.
"Tidak boleh begitu, itu sudah tugas aku harus melayani mereka dengan sepenuhnya"
"Bukannya kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu tidak akan mendekati para pria sialan itu, apa kamu lupa?" dengan dingin Geo berkata.
Farica tertawa melihat kekasihnya yang begitu cemburu, Farica menangkup wajah tampan Geo dengan kedua tangannya, "Aku suka kamu yang cemburu ini, artinya kamu begitu mencintaiku." ujar Farica dengan senyum lebarnya mengecup bibir Geo dengan cepat setelah melihat sekitarnya bahwa tidak ada yang memperhatikannya.
Amarah Geo seketika hilang saat mendapat kecupan dari Farica, senyum tampan terukir di bibirnya. "Kamu tahu aku sedang marah kepadamu dengan curangnya kamu ingin menghilangkannya. Asal kamu tahu love hanya dengan kecupan singkat tidak akan menghilangkan semua amarahku kepadamu tapi dengan cara ini." dengan menarik pinggang Farica dalam dekapannya langsung menciumnya tanpa mempedulikan keadaan sekitar yang menatap mereka.
Geo melepaskan ciuman mereka, dirinya tersenyum melihat pipi merah Farica. Setelah itu tertawa keras, malah mendapati pukulan keras di d**a oleh Farica. Farica merasa begitu malu karena mendapati Aurel, Olive dan rekan kerja lainnya menonton perbuatan Geo terhadapnya, belum lagi orang yang berada di sekitarnya.
****
"Bagaimana hubunganmu dengan Lady Anastasia?" tanya Ratu Camila kepada Edric. Mereka sedang makan malam bersama, tidak hanya ada Ratu Camila, Pangeran Edric tetapi juga ada bibinya yaitu Mia Lewis dan suaminya Andrew Lewis dengan nama bangsawan Duke of Expert dan Duchess of Expert.
"Hubungan kita baik" jawab Edric.
"Itu bagus, Bibi sangat menyukai putri dari Antonious itu. Beberapa kali aku berjumpa dengannya dalam acara, dia wanita yang cantik dan lembut." ucap Mia dengan senyum cantiknya padahal usianya sudah tidak muda.
Edric hanya diam tidak menyahut perkataan bibinya, "Bagaimana menurutmu tentang Lady Anastasia?" tanya Ratu Camila.
"Dia wanita yang cantik, lembut dan baik." hanya tiga definisi itu yang keluar dari mulut Edric mengenai sosok Anastasia.
"Apa tidak ada lagi yang lain? Bukannya selama ini Lady Anastasia mendampingimu dalam kegiatan acaramu? Apakah tidak ada yang kata lebih untuknya?" tanya Ratu Camila penasaran dengan Pangerannya ini.
"Tidak ada" dua kata keluar dari mulut Edric membuat Ratu Camila murung.
Mia yang melihat wajah kakaknya yang suram langsung menanyakan kepada keponakannya itu, "Apa kamu menyukainya?"
"Suka." kata itu sukses membuat raut wajah Ratu Camila kembali bersinar dengan hati yang begitu bahagia.
"Ibunda sudah menebaknya, tidak sia-sia Ibunda berpura-pura tidak sehat selama ini." ungkap Ratu Camila yang tidak menyadari bahwa dirinya membuka kedoknya sendiri saking senangnya.
Mata Mia terbelalak saat mendengar perkataan kakaknya sedangkan suaminya Mia hanya bisa menggelengkan kepalanya menatap ke arah Edric yang dahinya sudah mengerut mendengar perkataan itu.
"Jadi Ibunda membohongi aku? Kenapa Ibunda harus sampai berbuat seperti itu?" tanya Edric dengan wajah kecewanya.
Ratu Camila tersadar lalu merutuki dirinya, "Dengarkan Ibunda, Edric? Ibunda melakukan semua itu agar kamu bisa dekat dan lebih kenal dengan Lady Anastasia." jawab Ratu Camila membuat Edric menghela nafasnya dengan berat.
"Sudah kak, kamu tidak salah. Semua yang Ibunda kamu lakukan untukmu, sudah saatnya kamu menikah dan menurut kami Lady Anastasia lah yang cocok mendampingimu untuk menemanimu kelak dan menjadi Ratu yang baik untuk membantumu mengurus negara ini." ucap Mia menatap kakaknya, Ratu Camila yang menganggukan kepalanya.
"Untuk siapa yang mendampingiku nanti dan menjadi calon Ratuku? Kita lihat saja nanti. Aku hanya berpesan kepada Ibunda bahwa siapapun nanti yang akan aku pilih, Ibunda harus menyetujuinya. Untuk masalah ini, Edric akan memakluminya dan untuk Lady Anastasia, Edric hanya sekedar menyukai bukan berarti dia sosok yang Edric pilih nanti." jelas Edric.