CHAPTER 9

909 Words
Keesokan harinya Farica yang melihat pria m***m itu berjalan menuju ke arahnya langsung mencari tempat untuk bersembunyi. Farica mengintip dengan kepalanya sedkiti keluar memandang pria m***m itu yang berjalan melewatinya, merasa lega karena pria itu tidak melihatnya. "Oii!" Farica tergelonjak kaget saat mendengar suara yang berasal dari belakang tubuhnya. "Aurel! Kamu mau membuatku kena serangan jantung, hha!" pekik Farica mengelus dadanya. "Habisnya kamu aneh, ngapain sembunyi-sembunyi gitu? Siapa yang kamu hindarin?" tanya Aurel memperhatikan sekitarnya. "Tidak ada, waktunya makan siang. Mari kita makan! Kamu mau makan apa?" seru Farica sambil merangkul leher Aurel mengajaknya makan siang bersama sekaligus mengalihkan pembicaraan. Setelah beberapa hari menghindar dari pria m***m itu, dari Olive yang menyuruhnnya mengantar makanan dimana merupakan kamar dari pria m***m itu yang bernama Geo Arloxor. Ada lagi saat dirinya sedang melayani tamu di Front desk, Geo yang tiba-tiba muncul membuat Farica langsung berjongkok membuat tamu dan rekan kerjanya kebingungan dengan tingkah lakunya. Dan Hari ini Farica mendapat bagian dari Restoran hotel, tugasnya adalah mengecek daftar nama tamu yang akan menyantap sarapan di Restoran. "Selamat datang." sambut Farica mempersilahkan sepasang suami istri itu memasuki Restoran. Saat dirinya megecek daftar nama tamu masih ada beberapa tamu lagi yang belum datang, tunggu sebentar, disini tertera nama Geo Arloxor berarti pria m***m itu akan sarapan di sini. Farica mendongakkan kepalanya, wajahnya terkejut saat melihat sosok Geo. Farica berlari menuju Aurel berada, "Aurel! Tolong gantikan aku di depan, biarkan tugasmu aku yang kerjakan." ujar Farica terburu-buru membuat Aurel bingung dengan temannya satu ini. "Baiklah.. Baiklah.." balas Aurel meraih daftar nama dari tangan Farica lalu pergi menuju depan Restoran. Hembusan nafas lega dari mulut Farica, Farica melanjutkan pekerjaan Aurel mengisi makanan yang sudah habis. "Permisi, dimanakah aku mendapatkan selai botol?" terdengar suara pria yang sangat dikenali oleh Farica. "Di sebelah sana." jawab Farica menundukkan kepalanya sambil menunjukkan letak selai botol itu. Geo yang melihat pegawai wanita itu menjawab tanpa mau melihatnya, merasa aneh dengan wanita tersebut, "Terima kasih." ucap Geo yang mendapat anggukan kepala dari wanita itu lalu melangkah menuju tempat yang di tunjukkan oleh wanita aneh tersebut. Merasa bahwa pria itu sudah pergi, Farica mengangkat kepalanya dan berkata "Sudah menghindarinya, kenapa mesti dia yang menanyakan kepadaku?" Geo yang sedang menikmati santapan makanannya memandang ke arah wanita aneh itu, bibirnya terangkat keatas. "Rupanya wanita itu, menarik." ucap Geo meraih gelas kopinya, meminumnya tanpa melepas pandangan dari Farica. "Akhirnya selesai juga." ujar Farica yang duduk di kursi sambil memijat kakinya. Tiba-tiba seseorang meraih tangannya, Farica terkejut mendapati pria yang dia hindari berada di depannya. "Mau menghindar lagi?" ucap Geo menahan tangan Farica yang ingin pergi dari hadapanya "K..Kau?" pekik Farica. "Ikut aku!" sambil menarik tangan Farica mengikuti langkahnya. "Lepaskan aku! Apa yang kamu lakukan? Aku harus kembali bekerja." ucap Farica mencoba melepas tangannya dari genggaman Geo. "Aku sudah meminta ijin kepada atasanmu untuk menemaniku jalan-jalan." jawab Geo membuat Farica terkejut mendengarnya. "Apa? Itu bukan bagian pekerjaanku." ujar Farica meronta untuk di lepaskan. "Ada apa ini?" tanya Olive yang berpapasan dengan mereka. "Madam, tolong kamu bilang kepada tamu kita ini bahwa aku itu bukan bagian dari pemandu wisata melainkan pegawai..." "Itu benar" "Denger itu Tuan, jadi lepaskan tanganku." dengan sekali tarikan akhirnya tangannya terlepas dari genggaman tangan Geo. "Tapi.. Hari ini kamu akan menjadi pemandu wisatanya Mr. Geo" "APA?" "Farica Gresyn mulai hari ini dan kedepannya, kamu akan menjadi pelayan Mr. Geo dan ini adalah perintah." tegas Olive. Farica yang mendengarnya, serasa dunianya runtuh, "Madam, apa anda tidak salah menyuruhku menjadi.." "Tentu saja tidak, mulai sekarang kamu akan menjadi pelayan pribadiku. Terima kasih Madam." ucap Geo memeluk pingang Farica membawanya pergi keluar dari hotel. "Harusnya kamu berterima kasih, karena aku, kamu berkesempatan memikat hati CEO itu." ujar Olive dengan wajah tersenyum menatap sosok Geo dan Farica  yang telah hilang dari hadapannya. **** Farica dengan wajah datar dan cemberut mengikuti langkah pria m***m itu. "Kemana kita hari ini?" tanya Geo kepada Farica yang berada di belakangnya. "Tidak tahu." cetus Farica. Geo tersenyum kecil melihat wajah yang ditekuk itu, "Mau aku laporkan kepada Madam Olive bahwa kamu tidak menjalankan tugasmu dengan baik?" "Aku beneran tidak tahu Sir, aku saja baru mendatangi dua tempat sejak tiba di negara ini. Jadi aku tidak tahu tempat yang bagus untuk di kunjungi." jawab Farica kesel karena apa yang dia katakan itu kenyataannya. Saat itu dirinya hanya mendatangi Big ben dan Borough Market. "Kamu bukan berasal dari sini?" "Bukan, aku warga negara Jerman."Geo menganggukan kepalanya tanda mengerti. "Ayuk ikut aku." sambil menarik tangan Farica. "Mau kemana kita?" "Nanti kamu bakalan tahu." jawab Geo sambil tersenyum lebar yang tidak dapat di lihat oleh Farica. Geo membawa Farica mengunjungi National History Museum, kedua sudut bibirnya terangkat keatas saat melihat wajah Farica yang membinar bahagia menatap takjub sekelilingnya. "Ini museum yang ada di film itu bukan?" tanya Farica yang mendapat anggukan kepala Geo. "Ah! Ayo kita berkeliling." pekik Farica yang tidak menyadari bahwa dirinya mengenggam tangan Geo menariknya untuk berkeliling. Geo terkejut saat mendapati wanita itu mengenggam dirinya terlebih dahulu, jantungnya berdebar merasakan sensasi hangat dari tangan Farica. Geo memandang wajah bahagia dan senyum lebar yang terukir di wajah cantik Farica, "Sepertinya hatiku sudah jatuh kepadanya, aku ingin memilikinya." batin Geo menatap Farica dengan intens dan lembut, tak lupa senyum tampannya yang terukir di wajahnya. Mereka menikmati waktu bersama dengan mengunjungi tempat wisata yang terkenal, tidak hanya sehari tetapi beberapa hari mereka menghabiskan waktu berdua. Tanpa mereka sadari bahwa hubungan mereka kini menjadi dekat dan hati mereka sama-sama memiliki perasaan yang tidak mereka berani akui dan utarakan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD