"Yang mulia." terdengar suara wanita membuat Edric dan Farica menoleh ke sumber suara tersebut.
Farica terpana melihat kecantikan wanita yang memanggil Edric itu, "Yang mulia anda sudah datang, siapa wanita yang bersamamu itu?" tanya Anastasia menatap Farica yang berada di sebelah Edric.
"Perkenalkan namaku.."
"Dia orangku, apa kamu sudah lama berada disini?" cela Edric dengan bertanya pada Anastasia.
"Tidak lama Yang mulia, Ratu menyuruhku menemani anda. Katanya, dirinya tidak bisa menghadiri kegiatan ini." jawab Anastasia sambil melirik sekilas ke arah Farica.
"Baiklah, karena kamu sudah berada disini. Kita lanjutkan kembali." ucap Edric mengelus kepala Jessica dengan sayang, "Ikut aku." pinta Edric kepada Farica.
Farica yang tidak ingin pergi bersama mereka dengan berat hati beranjak dari posisinya sebelum itu dia mengecup kepala Jessica dengan senyum lembutnya berkata "Kamu pasti bisa melawan penyakit ini sayang, berjuanglah. Aunty akan sering berkunjung kemari untuk menemuimu dan berbaurlah dengan lain." menatap wajah Jessica sebentar, "Sangat cantik." puji Farica mengelus lembut pipinya lalu beranjak menghampiri Edric yang menunggunya.
Farica yang sedari tadi mengikuti di belakang, tidak mendengar pembicaraan Edric dan wanita cantik itu, dengan wajah cemberut dan bosan menunduk kepalanya memainkan kakinya.
"Terima kasih Yang mulia karena sudah berkunjung kemari dan membantu kami atas semuanya." ucap Mr. Toder dengan menundukkan kepalanya memberi hormat dan tanda terima kasih kepada Edric.
"Sama-sama Mr. Toder, aku harap anak-anak tersebut tidak putus asa berjuang melawan penyakit itu. Mereka masih muda sudah harus melawan penyakit mematikan ini, sangatlah kasihan. Harusnya mereka bermain dan belajar menikmati masa hidup yang indah dengan kasih sayang orang tua mereka. Aku akan sering datang berkunjung untuk melihat perkembangan mereka." jelas Edric yang mendapat banyak ucapan terima kasih dari Mr. Toder.
"Terima kasih juga untuk Lady Anastasia yang sudah meluangkan waktunya datang berkunjung kemari." ucap Edric sambil menatap Anastasia.
"Dengan senang tiasa Yang mulia, hamba akan menemani anda jika Yang mulia ingin datang kembali." dengan menekuk lututnya sedikit menjawab Edric.
"Masuklah." perintah Edric membuat Anastasia terjekut, "Baik.."
"Masuk Farica! Apa kamu tidak mendengar perkataanku?" ucap Edric membuat Farica langsung masuk ke dalam mobil yang sudah di bukakan oleh Yogi.
Wajah Anastasia berubah merah padam, dirinya mengira Edric menyuruhnya masuk ke dalam mobil untuk mengantarnya pulang rupanya dia menyuruh wanita yang berada di samping Yogi.
"Siapa wanita itu? Kenapa dia bisa satu mobil dengan Yang mulia?" gumam Anastasia di dalam hatinya meremas erat gaun yang dipakainya.
"Pulanglah, hati-hati." ujar Edric setelah itu masuk ke dalam mobil meninggalkan Anastasia bersama pengawal pribadinya.
Anastasia mengeram menatap mobil Edric yang sudah jalan, "Pangeran Edric, lihatlah aku akan menjadi wanitamu sekaligus Ratumu." janji Anastasia dengan senyum sinisnya.
Di dalam mobil, Farica yang terus menguap, dirinya mencoba menahan kantuknya. Edric yang melihat ke samping, mendapati kepala Farica yang terantuk-antuk, tersenyum kecil. Sebenarnya dia tahu bahwa sedari tadi Farica merasa bosan maka dari itu dirinya dengan cepat menyelesaikannya.
Melihat kepala Faric yang akan terbentur dengan jendela mobil, Edric langsung mengambil kepalanya untuk bersandar di dadanya. Mata Farica terpenjam, dirinya langsung terlelap dengan bersandar di d**a Edric.
Edric melihat Farica langsung tertidur tersenyum lebar, dirinya mendekap Farica dalam pelukannya sambil menghirup aroma tubuhnya yang membuatnya merasa nyaman. Posisi mereka seperti ini selama perjalanan menuju Apartemen Farica.
Farica terbangun dan sudah mendapati dirinya yang berada di kamar Apartemenya. Farica memukul kepalanya sendiri, "Bagaimana dia bisa tertidur di dalam mobil? Apa Edric yang menggendongnya ke atas? Tidak, itu tidak mungkin. Pasti dia menyuruh pengawalnya, yah pasti itu." gumamnya.
Farica melihat jam yang ada di sebelah mejanya, "Ternyata sudah pukul 7 malam." dirinya turun dari ranjang berjalan menuju dapur untuk memasak setelah itu membawanya menuju ruang tamu duduk di bawah sofa, menghidupkan televisi sambil menyantap makanannya.
****
Seorang pria memakai topi dan kaca mata hitam memandang indahnya kota London ini, "Welcome home dude." ucapnya pada diri sendiri dengan senyum tampan membuat orang yang berada di sekitarnya terpana akan pesonanya.
"What's up bro, aku sudah berada di Inggris." ucap pria itu menusuri jalan sambil menelepon.
Pria itu memasuki hotel berjalan menuju resepsionis, "Aku telah memesan kamar atas nama Geo Arloxor." ujar pria tampan itu membuat wanita resepsionis itu salah tingkah.
"Ini kartu kamar anda." ucap wanita resepsionis dengan wajah memerah menyerahkan kepada Geo.
"Thank you pretty." sambil mengedipkan satu matanya memberikan senyum tampannya membuat hati wanita itu meleleh.
Geo menaiki lift menuju letak lantai kamarnya, lift berbunyi dan terbuka, seorang wanita masuk sambil menunduk tanpa menatap bahwa di dalam lift itu terdapat orang lain selain dirinya.
"Dasar atasan sialan! Auch!!" menjerit sakit pada kakinya karena menendang pintu lift, "Sebal! sebal! sebal!" teriak wanita itu yaitu Farica memukul tombol lift di depannya.
Geo yang berada di belakangnya, mengerutkan dahinya melihat pegawai hotel itu mengamuk sehingga seluruh tombol lift itu tertekan.
"Beraninya dia menyuruhku menggosok punggung tua bangka m***m itu, tanganku sudah kotor dan mata tua bangka itu rasanya ingin ku congkel dengan jari-jariku ini. Beraninya dia memandang tubuhku ini, apalagi di bagian payudaraku. Aku tahu bahwa payudaraku bentuknya ideal dan..." ucapan Farica terhenti, wajahnya seketika memerah, kedua tangan yang ada di payudaranya langsung dilepaskan saat melihat sosok pria yang berada di belakangnya melalui pantulan kaca di depannya.
Farica langsung membalikkan badannya dan bertanya "Kau? Sejak kapan berada disini?" sambil menunjuk pria itu
Geo tersenyum menatap wajah wanita itu, "Cantik." gumamnya di dalam hatinya.
Terdengar bunyi lift, Geo melihat bahwa angka menuju letak kamarnya. Saat melewati tubuh Farica, Geo berhenti sejenak lalu berkata "Tua bangka itu tidak salah tergiur dengan badanmu apalagi.." ucapan Geo terhenti dengan sekilas memandang p******a Farica lalu tersenyum menggoda, "Payudaramu yang ideal, jika butuh bantuan untuk membesarkannya, aku bisa membantumu daripada kamu meremasnya sendiri." setelah itu keluar meninggalkan Farica yang berwajah merah padam.
"Dasar pria m***m!" teriak Farica. Rasanya Farica ingin hilang dari dunia ini, itu sangat memalukan. Yang parah lagi, pria itu adalah tamu hotel ini. Farica yakin bahwa dirinya akan bertemu pria m***m itu, sepertinya dirinya akan mengajukan cuti kerja sampai pria itu pergi meninggalkan hotel ini. Farica tidak tahu lagi harus bagaimana jika dirinya bertemu dengan pria m***m itu.
"Sungguh memalukan." gumam Farica sambil mengacak rambutnya.