“Al,” panggil Ansel yang baru bangun, membuat lamunan Aldebaran buyar. “Oh! Kau sudah bangun?” sahut Aldebaran. “Kau kenapa? Kau sedang memikirkan sesuatu?” tanya Ansel. “Tidak. Tidak ada,” jawab Aldebaran seraya menggelengkan kepala. “Oh, iya. Jam berapa kau pulang semalam?” tanyanya mengalihkan pembicaraan. Sejak beberapa saat yang lalu, Aldebaran tengah memikirkan Savannah. Entah mengapa, itu sudah seperti rutinitas pagi Aldebaran. Saat ia tak memikirkan wanita itu di pagi hari, Aldebaran merasa kalau ada yang kurang di hidupnya. Sebesar itulah pengaruh Savannah di hidup Aldebaran. Sejak dulu hingga sekarang. “Jangan ungkit itu. Kau tahu? Aku awalnya bisa pulang jam 9 setelah makan malam malah harus ikut menemani mereka party di club. Dan bukan hanya 1 atau 2 jam. Tapi, sampai jam