Brak! Refleks Yasmin menoleh saat mendapati pintu utama rumahnya dibuka dengan kasar. Hans—pria itu masuk dengan langkah gontai dan wajah pucat pasi. Yasmin segera berlari, berniat hendak memapah suaminya. Namun, baru saja menyentuh lengannya sedikit, Hans sudah mendorong tubuhnya tanpa tenaga. “Menjauh dari saya!” Nada bicara itu terdengar dingin. Walau tubuhnya lemah, tapi ia masih menolak mentah niat baik Yasmin. “Aku cuma mau bantu kamu, Mas. Kamu lemah begini, biar aku bantu ke kamar.” “Tetap diam di tempatmu, Yasmin! Pusing kepala saya kalau dekat kamu!” Pada akhirnya, Yasmin menurut. Tapi, tatapannya tidak lepas sedetik pun dari pria yang menaiki anak tangga dengan susah payah. Beberapa kali Hans terhuyung, membuat Yasmin tidak tega. Ia membuntuti dari belakang dengan langk

