Bab 21

1956 Words

“Banyak banget alasannya. Aku nggak mungkin tutup mata sama kebaikan kedua mertuaku.” Setelah mendengar penjelasan Yasmin, Dewi menyendok nasi gorengnya tanpa selera. “Aku masih enggak habis pikir. Suami kamu itu udah keterlaluan banget, Yas. Kok, kamu masih bisa tahan, sih? Hampir tiga bulan nikah, lho, dan kamu belum dapat nafkah batin sama sekali?” Yasmin menarik napas dalam-dalam, mengambil satu lembar tisu untuk menyeka sudut bibirnya setelah bekalnya habis. “Aku juga enggak tahu, Wi, tapi ... aku ngerasa belum bisa pergi gitu aja dari Mas Hans. Aku tahu arah jalan pulang, tapi aku nggak bisa ngelewatin gitu aja. Kamu paham nggak, maksudku?” Percakapan keduanya terhenti saat Dewi meniti baik-baik mata Yasmin. Di balik netra abu-abu itu seperti tersimpan beban yang mengimpit. “Ke

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD