Nab 130

4907 Words

Yasmin mengoleskan minyak angin aroma terapi pelipis Hans, dilanjutkan dengan mengecek suhu tubuhnya yang panas. Ia menggeleng tidak habis pikir dengan keras kepalanya Hans yang tetap menunggunya di luar vila selama dua hari dua malam. Sekarang, tubuhnya demam. Sesekali bersin dan tangan menahan perut yang mungkin saja terasa perih karena asam lambungnya kambuh. “Apa perlu Mba panggilin bidan, Non? Kok, kondisi Tuan lumayan, ya.” Mba Iren yang menunggu di samping sofa memberikan saran. Ia turut merasa khawatir karena melihat Hans yang seperti setengah sadar. “Jangan dulu. Mas Hans nggak suka obat. Nanti saya pakai cara lain. Mba bisa tolong ajak Kania main dulu?” Mba Iren menyanggupi permintaan Yasmin. Ia segera membawa tubuh Kania untuk diletakkan di stroller dan membawanya berm

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD