16 - New Home

1566 Words

Setelah kejadian di teras hari Minggu pagi itu, ibu mulai jarang keluar rumah. Ibu hanya keluar rumah untuk belanja di tukang sayur dan membuka toko. Itu pun tidak setiap hari, hanya seminggu tiga kali. Tapi, toko juga semakin hari semakin sepi. Barang-barang di toko banyak sekali berkurang. Ibu juga sudah tidak lagi menerima pesanan kue tart. Senyum ibu perlahan hilang dari bibirnya. Wajahnya yang cerah perlahan berubah suram. Hingga akhirnya, saat liburan kenaikan kelas, ayah mengajak kami pindah ke kota sebelah. Ayah sudah menyewa rumah kontrakan di sana. Tidak besar, tapi cukup untuk kami tinggali. Saat itu, aku sama sekali tak mengerti kenapa kami harus pindah. Karena itu artinya aku juga harus pindah sekolah. Padahal sekolahku tingga setahun lagi, kenapa harus pindah? “Kenapa kita

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD