“Kau kenal orang ini?” Pakde Rama menunjuk-nunjuk wanita yang berdiri menunduk di samping Paklik. Bulik Laila diam sejenak, memperhatikan wanita yang berusaha menyembunyikan wajahnya itu. Sedetik kemudian, ia mengangguk. Air matanya tiba-tiba menggenang di pelupuk mata. Siap meluncur. Aku tak mengerti apa yang dirasakan Bulik Laila ketika itu, aku pun tak berani menduga-duga apa yang sedang terjadi. “Lihat mereka ini!” Pakde Rama mendorong dua orang yang tertunduk itu kuat-kuat. Membuat mereka terhuyung ke depan. Si wanita sampai jatuh terduduk. Sepertinya ia menangis. Terlihat dari bahunya yang sedikit terguncang. “Waktunya orang-orang sholat berjamaah di langgar, apa yang mereka lakukan? Mesra-mesraan! Pacaran! Atau kubilang selingkuh saja?!” Mata Pakde Rama berkilat-kilat. Wajahnya m