Just for Escape

'Aku tak menyangka, jika akhirnya akan seperti ini. Delapan tahun yang kujalani berakhir sia-sia. Delapan tahun ternyata hanya aku habiskan untuk menjaga jodoh kakakku. Aku terpuruk. Janji yang dia ucapkan bahwa dia akan menungguku hanya omong kosong belaka. Nyatanya dia tetap berpaling, saat menemukan kenyamanan yang lain.' ============================ "Apa ini kado annyversary kita yg keenam?" tanya Ara kepada Raka tanpa bisa menyembunyikan kesedihannya. "Empat tahun nggak akan lama, Sayang. Aku janji, setelah aku menyelesaikan S2-ku, aku akan melamar kamu. Sayang kan, jika aku harus melepas beasiswa itu," bujuk Raka pelan agar Ara mau mengerti posisinya. "Kenapa kamu harus memilih beasiswa itu? Kamu nggak sayang lagi sama aku? Lagipula tanpa beasiswa, kamu juga bisa ambil S2. Tanpa kamu harus ke luar negeri. Tanpa kita harus LDR." "Aku tau, tapi universitas yang kasih beasiswa universitas yang cukup diperhitungkan. Ini semua juga demi kamu. Aku hanya tidak ingin terus-menerus merepotkan Kak Rama." "Tapi kalo nanti kamu naksir cewek sana, gimana?" "Tidak akan. Hatiku sudah dikunci sejak enam tahun lalu. Dan kamulah pemegang kunci itu. Raisa Lyana Aurora." Siang itu Ara dan Raka sedang berdua di apartemen Raka. Mereka telah berpacaran sejak enam tahun lalu. Sejak mereka sama-sama masih duduk di bangku SMA. Mereka bertemu untuk merayakan hari jadian mereka yg keenam. Sekaligus juga Raka menyampaikan pada Ara tentang dirinya yang harus melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Raka memang mahasiswa berprestasi. Karena itu pihak universitas merekomendasikan Raka untuk mengikuti program beasiswa, dan Raka lolos. Orang tua Raka bukannya tidak mampu menyekolahkannya, kakaknya cukup mampu untuk membiayainya. Karena dia salah satu penguasaha muda yang sukses. Sementara ayahnya telah tiada sejak Raka masih kecil. Hanya ibu dan kakaknya, Rama, yang dia punya. Raka terus saja membujuk Ara agar Ara mengizinkannya pergi. Toh, semua itu demi masa depan mereka. Raka menenangkan Ara dengan mengusap-usap kepalanya yang berada di pangkuan Raka. "Tapi janji ya, kamu bakalan jaga hati kamu." "Iya, aku janji." Perlahan Raka mendekatkan wajahnya ke wajah Ara dengan menundukkan kepalanya. Cup. Raka mencium kening Ara juga Ara mencium kening Raka. Entah siapa yang memulai, hingga bibir mereka terpaut. Siang itu menjadi saksi seberapa besarnya cinta mereka. Karena siang itu mereka melepas apa yang selama ini mereka jaga. Melakukan apa yang seharusnya belum boleh mereka lakukan. Bagi Raka, itu adalah cara untuk membuat Ara percaya bahwa hati Raka tidak akan pernah berpaling darinya. Dan bagi Ara itu adalah pembuktian seberapa besar cinta Ara pada lelaki yang saat ini sedang memeluknya tanpa kain pembatas di tubuh mereka. Tidak ada penyesalan di hati mereka, yang ada hanya harapan, harapan tentang bagaimana masa depan mereka. Masa depan yang pastinya adalah sebuah kebahagiaan. Kebahagiaan tentang keluarga kecil mereka kelak. ============================ Sudah satu minggu Raka berada di negeri orang. Masih teringat jelas bagaimana air mata Ara terus mengalir melepas kepergiannya di bandara. Saat itu ada ibu Raka juga Rama yang mengantar Raka. Rama ikut menenangkan Ara dengan mengusap punggung Ara. Karena bagaimanapun, Rama sudah menganggap Ara sebagai adiknya. Satu minggu sudah Raka berjuang melawan rasa rindunya kepada kekasihnya itu. Orang yang sudah rela memberikan kesuciaanya pada Raka. Membuat rasa rindu Raka semakin mencabik-cabik hatinya. Namun, apa yang dapat diperbuat? Toh semua ini demi masa depannya. Demi masa depan sepasang kekasih yang sudah terlalu jauh merangkai mimpi. Semua berjalan seperti biasanya. Satu bulan pertama, kedua, juga bulan-bulan berikutnya. Sampai satu tahun pertama berlalu, Raka rutin pulang setiap enam bulan sekali, saat libur semesternya. Saat liburan, waktu Raka benar-benar ia habiskan bersama Ara. Bahkan apa yang mereka lakukan satu tahun yang lalu mereka lakukan kembali. Bahkan tidak cukup sekali. Dosa. Mereka tahu itu dosa, tetapi apa daya, hasrat juga rasa rindu mereka mampu mengalahkan ketakutan mereka akan dosa itu. Saat itu, dua bulan setelah kepulangan Raka setelah liburan semester keempat Raka, tiba-tiba Ara dan Rama menemui Raka. Raka sangat bahagia saat itu. Namun, kebahagiaan Raka sirna saat Rama mengatakan rencananya ingin menikahi Ara yang diiyakan oleh Ara. Mimpi buruk yang tak pernah Raka bayangkan sedikit pun. Ara sangat berharap Raka mau pulang di saat hari pernikahannya, tetapi Ara juga tak bisa memaksa. Bagaimanapun, Ara cukup tahu bagaimana perasaan Raka. Karena perasaan itu juga yang Ara rasakan. Raka benar-benar tidak menyangka, jika Rama akan menikungnya. Akan menusuknya dari belakang. Raka juga tidak menyangka jika Ara akan mengkhianatinya dengan orang yang sangat Raka sayangi. Tidak ada yang bisa Raka lakukan kecuali melepaskan Ara. Bagaimanapun Rama telah berkorban banyak untuknya. Sejak saat itu Raka benar-benar terpuruk, prestasinya pun menurun. Dunia malam selalu setia menemaninya sesaat sebelum matanya terpejam. Tbc. ============================