Chapter 4

2017 Words
Kini Edgar dan Erlin duduk bersebelahan di sofa ruang tamu dan tengah berseberangan dengan Grieta juga Fernyta yang mengintrogasinya. Erlin yang mendapatkan tatapan mematikan dari ibunya hanya bisa menunduk "Katakan?" Ucap Grieta dengan kernyitan "Tan ini..." Seraya mengangkat kepalanya "Berhenti Erlin, biar Edgar sebagai laki-laki yang berbicara" potong Grieta yang membuat Erlin menunduk kembali "Lusa kalian menikah" sahut Fernyta langsung pergi meninggalkan ruang tamu " Tap...tapi ma..." Protes Erlin "Kalian dengar kan. Ini sudah menjadi keputusan mutlak" ucap Grieta yang kemudian menyusul Fernyta "Ma, dengerin Erlin dulu ma" mohon Erlin seraya berdiri dari sofa namun tidak dihiraukan Fernyta "Capt.. ashh" geram Erlin memutar tubuhnya menatap Edgar seraya mengangkat telunjuknya dihadapan Edgar. Namun hanya dibalas dengan tatapan datar "Cap-tain" kesal Erlin saat Edgar menarik lengannya membuat ia berada di pangkuan Edgar "What" bisik Edgar yang telah menenggelamkan wajahnya di leher Erlin dan merangkulnya dengan sangat erat "Lepasin... Gara-gara kamu nih mama ku marah... Aah cap-tain..." Kesal Erlin yang mencoba melepaskan dirinya "Mana? Aku tidak lihat mama mu marah" tanya Edgar yang melepaskan satu tangan nya dari pinggang Erlin lalu meraih dagu Erlin "Itu...ummm" ucap Erlin yang terhenti seketika Edgar menyumpal mulutnya dengan ciuman dan kuluman yang semakin membuat Erlin memberontak namun dihentikan oleh Edgar dengan mengigit bibir Erlin. Edgar nembuat wanita dipangkuannya tersentak hingga menurut padanya. Erlin menyeimbangi ciuman Edgar yang kemudian mengalungkan kedua lengannya di leher Edgar Edgar menghentikan ciumannya setelah Erlin kesusahan bernafas "Kak, bisakah kau berhenti?" Tanya Erlin "Berhenti apa?" Tanya balik Edgar "Berhenti mencium bibirku sembarangan" jawab Erlin "Aku tidak sembarangan. Ini rumah ku. yang melihat hanya mama. Kita lusa menikah jadi mama pasti membiarkan aku mencium calon istriku" jawab Edgar membuat Erlin menganga memukul d**a nya "Auw.. ada apa?" Tanya Edgar "Bagaimana bisa kamu menerima pernikahan itu begitu saja? Apa kamu p*****l? Kamu tidak lihat aku masih kecil? Hei captain kita baru mengenal beberapa hari lalu dinikahkan? Kamu gila captain!! Bagaimana dengan kekasihmu? Kamu tak memikirkannya?" Pertanyaan protes Erlin bertubi-tubi membuat Edgar hanya tersenyum menyeringai "Aku tidak memiliki kekasih... Ya aku menerima pernikahan ini karena mama ku sudah memutuskan" balas Edgar "Mampus, gua bakal seumur hidup sama orang gak waras" seraya menepuk jidat "Sudahlah, aku mau ke kamar.. bisa gila aku dekat-dekat kau captain" ucap Erlin yang bangkit dari pangkuan Edgar ---- "Ma, ini beneran ya? Aaa Erlin masih mau main, shopping, keliling Asia-Eropa, makan banyak, ke club malam" ringik Erlin pada mama nya yang tengah memilihkan baju pengantin untuk dirinya "Ya iya lah beneran.. siapa suruh 'anu' di rumah orang sampai ketahuan. Bikin malu aja" geram Fernyta "Ma itu si captain yang nyosor bukan Erlin. Aaa ma-ma, Erlin ini selebgram loh. malu ma nikah muda. mendadak lagi. baru juga lulus SMA. Ijazah juga belum keluar udah married aja. Ntar dikira Erlin bunting lagi" ringikan Erlin yang tak henti-henti Cletak satu sentilan mendarat di kening Erlin "Auw ma..ma.." geram Erlin "Itu salah kamu sendiri bocah. Mama cuman gak mau nanggung dosa mu lagi. Yaudah setelah ini kalian tanggung lah sendiri" ejek Fernyta seraya tersenyum menyeringai "Aaa mama" ringik Erlin yang tidak dihiraukan Fernyta Seharian Erlin meringik meminta pada Fernyta untuk menghentikan semuanya. Namun tetap tidak dihiraukan oleh Fernyta dan justru gencar mengurus persiapan pernikahan yang kilat tersebut Tok tok tok Ceklek "Captain" panggil Erlin "Ada apa?" Sahut Edgar yang duduk bersandar seraya memainkan ponsel "Captain, bisakah kamu berbicara pada tante Grieta dan mama ku untuk menghentikan semuanya sebelum hari esok terjadi" minta Erlin "Kenapa?" Tanya kembali Edgar yang masih terfokus dengan ponselnya Erlin memasuki kamar Edgar dan langsung duduk diranjang tepat disamping Edgar "Aku ini selebgram loh. Dunia ku ada di dunia maya. Apa kata teman online ku jika aku menikah sebelum ijazah SMA keluar. Bisa dibilang bunting duluan" terang Erlin "Lalu" sahut Edgar "Kok lalu!! Captain aku belum siap!!" Kesal Erlin Edgar mengalihkan pandangan nya ke arah Erlin. Meraih tangan Erlin dan mengusap dengan lembut dan penuh kasih sayang "Hei, dengarkan aku. Aku tidak akan melarang kamu berkutat dengan dunia maya mu. Bahkan jika kamu ingin bermain bersama teman-teman remaja mu juga dengan dunia shopping mu. Ini hanya sebuah status. Ingat, hanya status. tidak akan merubah kehidupan kita sebelumnya" terang Edgar membuat Erlin mendengus "Bisakah aku meminta satu permintaan" tanya Erlin dianggukan Edgar "Bisakah kita sembunyikan pernikahan ini dari masyarakat luas. Biarkan mereka mengira kita berpacaran saja bukan suami-istri" minta Erlin "Tentu, jika kamu menginginkan seperti itu" balas santai Edgar "Sungguh" girang Erlin dianggukan Edgar "Terima kasih" Cup Satu kecupan mendarat di bibir Edgar membuatnya tersenyum menyeringai. Erlin bangkit dari ranjang Edgar untuk pergi "Terima kasih, selamat malam. mimpi indah sayang" ucap Erlin sebelum meninggalkan kamar Edgar ---- "Hehehe akhirnya Gri kita bisa menjadi besan secepat ini" kikik Fernyta yang tengah berada dikamar Grieta "Iya aku tidak menyangka kita akan berbesan setelah beberapa jam kedepan. Padahal tiga hari aku memikirkan cara untuk mendekatkan mereka agar segera menikah. Eh mereka sendiri yang membuka jalan kita untuk menikahkan mereka" ucap Grieta "Iya, aku bersyukur putri kecil ku akan menikah. di era seperti ini sangat rawan untuk anak gadis berkeliaran sendiri. Belum lagi putriku itu seorang selebgram yang sangat senang berkunjung ke tempat-tempat wisata. Aku khawatir saat tidak ada seorang pun yang menjaganya diluaran sana" ucap Fernyta "Kamu tenang saja Fe, Edgar adalah anak yang bertanggung jawab. Dia pasti menjaga Erlin dengan baik" sahut Grieta "Iya aku percaya itu Gri" balas Fernyta Tok tok tok "Ma" panggil Edgar dari balik pintu kamar Grieta "Iya masuk sayang" sahut Grieta "Sudah waktunya ma" ucap Edgar "Ah iya ayo" sahut Grieta yang kemudian keluar kamar bersama Fernyta Edgar yang mengenakan tuksedo putih berada satu mobil dengan papa nya terpisah dengan Erlin. Ia merasa gugup dan terus menggoyangkan kakinya "Hei tenanglah, kenapa kamu sangat gugup Ed?" Tanya Glen, papa Edgar "Entahlah pa, rasanya aku deg deg an" terang Edgar yang mendapat tawa dari papa nya "Papa dulu juga gitu sewaktu menikahi ibumu, tapi sayang keadaanya berbeda. Aku menikahi ibumu karena perjodohan. Ahh itu bukan masalah sih karena akhirnya kita saling mencintai sampai saat ini" terang Glen "Jika seperti itu keadaannya sama pa. Hanya cara menjodohkan nya yang berbeda" balas Edgar "Maksudmu" tanya Glen "Sudahlah, papa tidak perlu pura-pura tidak tau. Mama memang sengaja mau menjodohkan ku dengan Erlin kan" ucap Edgar "Kamu memang putraku yang cerdas Ed. iya kamu benar, kami kira kamu tidak akan menerima nya" ucap Glen "Aku tidak akan menolak yang mama dan papa inginkan, karena selama ini kalian lah yang membuat ku sampai sehebat ini" ucap Edgar "Bagaimana dengan perusahaan di Amerika pa?" Tanya Edgar "Yah seperti biasa sangat pesat dan mengagumkan setelah 2 tahun kamu pimpin. Saat ini Brian sudah mulai paham soal perusahaan disana sehingga sebentar lagi papa bisa menetap di Indonesia menemani mama mu" terang Glen "Syukurlah jika seperti itu. Kasihan mama sendirian di Bali. Dan setelah ini pun aku harus menetap di Jakarta karena Erlin meminta untuk kuliah disana" balas Edgar "Iya papa tau, kamu tidak bisa meninggalkan Bunga Kecilmu kan" canda Glen "Bunga Kecil?" Bingung Edgar "Heem jangan pura-pura gak tau. Erlin" sindir Glen membuat Edgar menyeringai malu Kini Edgar tengah berdiri di depan para saksi pernikahan mereka menunggu Erlin yang masih di depan gereja Pintu gereja terbuka memperlihatkan mempelai wanitanya yang tengah digandeng oleh ayahnya sangat anggun dan cantik berbalut gaun pernikahan yang sangat indah membuat Edgar tersenyum menyeringai  *Tampilan gaun pernikahan Erlin "Erlina Stephanie Jayhop. Saya memilih engkau menjadi istri saya. Saya berjanji setia kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit, dan saya mau mencintai dan menghormati engkau seumur hidup." Janji pernikahan yang diucapkan oleh Edgar "Edgar Geoffroi Archard. Saya memilih engkau menjadi suami saya. Saya berjanji setia kepadamu dalam untung dan malang, diwaktu sehat dan sakit, dan saya mau mencintai dan menghormati engkau seumur hidup." Janji pernikahan yang diucapkan Erlin Janji pernikah telah mereka ucapkan dihadapan tuhan dan para saksi. Kini mereka telah sah menjadi suami istri *Gaun resepsi Erlin Acara pernikahan pun tidak berhenti disitu karena diteruskan dengan acara resepsi di malam harinya di salah satu hotel mewah yang ada di Bali. Walaupun acara ini terlihat mewah dan banyak tamu undangan, namun hanya kolega perusahaan Geoffroi dan perusahaan Jayhop milik ayah Erlin "Putri ku sangat cantik malam ini" puji Fernyta yang tengah memandangi Erlin yang menemani Edgar berbincang dengan salah satu kolega bisnis nya "Iya Erlin memang cantik. Sekarang dia juga telah menjadi putriku" sahut Grieta "Selamat ya sekarang kita sudah menjadi besan" lanjut Grieta seraya tersenyum menyeringai pada Fernyta yang kini mereka telah berada ditengah-tengah para tamu undangan "Selamat juga untuk mu Grie karena sudah resmi menjadi ibu mertua putriku" balas Fernyta "Senang akhirnya kita berbesan" jawab Grieta seraya memeluk Fernyta dengan erat "Iya, gak sia-sia aku menyuruh Erlin ke rumah mu hanya mengantar makanan" sahut Fernyta yang disambut senyum dan tawa bersama Grieta "Ma.. ma.. jadi ini sudah direncanakan?" Tanya kesal Erlin "Hehehe maaf sayang" seraya menunjukkan dua jari tanda peace "Tau ahh" geram Erlin Edgar melihat Erlin yang kesal dengan mama nya langsung saja menghampiri istrinya "Ada apa sayang" tanya Edgar "Kau juga tau kan captain?" Tanya Erlin "Tau apa?" Balas Edgar "Itu..." Terhenti saat Erlin diajak Edgar untuk meninggalkan kerumunan para tamu tempat resepsi pernikahannya "Katakan!!" Sentak Erlin "Iya aku tau" singkat Edgar "Lalu kenapa kau diam captain?" Tanya kesal Erlin "Lalu aku harus berbuat apa?" Balas Edgar "Kau kan bisa menolak, atau memberi tau ku. Aku bisa kok mencari cara menghentikan semua ini tanpa mu" dengus kesal Erlin "Lalu" jawab Edgar "Lalu.." bingung Erlin "Tau ah. I hate u" geram Erlin "I love u too" balas Edgar seraya senyum menyeringai membuat Erlin menganga "Aku bilang I hate u" geram Erlin "Yes, I know you love me" balas Edgar "Kau tuli captain? Apa kau tidak bisa bahasa Inggris dengan baik?!" Kesal Erlin "Aku bilang.. A-ku Mem-ben-ci-mu" eja Erlin menekankan perkataannya seraya menyilangkan tangan di dada "Iya aku tau" potong Edgar dibalas senyum Erlin yang memutar mata "Kamu sangat mencintai ku kan" lanjut Edgar semakin membuat Erlin menganga "Sepertinya telinga mu perlu dibersihkan" kesal Erlin "Kamu mau melakukannya untukku" ucap Edgar "Ogah" sahut Erlin "Makin gila aku bersama mu" lanjutnya "ya tuhan kenapa aku harus menjalani sisa-sisa hidupku bersama nya, bisa cepat tua aku seperti ini" dengus kesal Erlin yang langsung pergi meninggalkan Edgar Resepsi pernikahan Erlin dan Edgar ditutup dengan acara pelepasan balon bersama para tamu. Erlin yang kelelahan setelah berdiri untuk menyalami para tamu pun kini bisa bernafas lega saat telah berada di salah satu kamar hotel yang memang disediakan untuk malam pengantin mereka "Ouh kaki ku, ini akan membekak besok" keluh Erlin seraya memijat kakinya diatas ranjang dan masih mengenakan gaun resepsi "Mau aku pijat?" Tanya Edgar yang baru saja keluar dari kamar mandi "Tidak perlu" tolak Erlin yang kemudian ia bangkit dari ranjang dan memasuki kamar mandi Erlin yang kesusahan membuka resleting nya terus mendengus kesal "Ih ini resleting kenapa masang nya jauh sekali dari jangkauan tangan ku. Ini susah aku raih. Bagaimana membukanya" geram Erlin seraya mencoba meraih resleting gaun di punggungnya "Kak, kak Edgar" panggil Erlin dari dalam kamar mandi "Iya ada apa?" Sahut Edgar "Bisa kemari sebentar?" Tanya Erlin "Ada apa?" Tanya Edgar dari balik pintu kamar mandi "Masuklah" minta Erlin Ceklek "Ada apa?" Tanya kembali Edgar "Emm, bisa bantu aku membuka resleting gaun ku? Tangan ku tidak sampai" minta Erlin "Ouh, sini biar aku bantu" jawab Edgar yang mendekat pada Erlin yang berada di depan kaca Edgar menurunkan resleting gaun Erlin dengan perlahan agar tidak merusak gaunnya. "Terima kasih. Ini sudah bisa untuk aku lepas nanti. Bisakah kamu keluar aku mau mandi?" Ucap Erlin "Kenapa? Aku kan suami mu" balas Edgar "Aku tidak perduli kamu suami ku. Ingat ini hanya status!!" Seraya memutar tubuhnya bertatapan langsung dengan Edgar Edgar yang tidak membalas ucapan Erlin justru meraih pinggang Erlin dengan kedua tangannya dan mencium leher Erlin hingga membuat Erlin bergidik geli "Pergilah!! Aku mau mandi" geram Erlin "Biar aku yang memandikanmu" sahut Edgar membuat Erlin membulatkan matanya dan mendorong Edgar keluar kamar mandi "Tidak perlu, dasar m***m!!" Geram Erlin sebelum menutup pintu kamar mandi dan membuat Edgar tertawa Erlin telah selesai mandi dan mengenakan pakaian kimono yang cukup terawang karena pakaian yang ia bawa adalah yang disiapkan ibunya Edgar yang tengah duduk diatas kasur seraya menyandar, melihat Erlin keluar kamar mandi terpanah hingga menganga "Kenapa ekspresi mu seperti itu?" Tanya Erlin yang berjalan mendekati kasur king size dikamar tersebut "Kamu cantik, aku suka melihatmu seperti itu" balas Edgar "Tapi aku benci melihat ekspresi mu seperti itu" sahut Erlin yang telah berbaring diatas kasur menutupi tubuhnya dengan selimut hingga sedada "Kenapa tidur?" Tanya Edgar "Karena ngantuk. Makanya aku tidur" sahut Erlin "Bukan, maksudku. Ini malam pertama kita kenapa kamu tidur?" Tanya kembali Edgar "Memangnya kenapa kalau malam pertama? Ingat yang kamu katakan semalam 'hanya status'." Tekan Erlin yang kemudian membelakangi Edgar dan menutup matanya "Sial! Aku salah berbicara kemarin. Awas saja, aku pasti memakanmu. Seperti katamu kalau aku ini singa. Ya aku singa yang siap menerkam mu kapan saja. Ah sudahlah aku tidur saja" batin Edgar yang kemudian berbaring membelakangi Erlin dan tidur
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD