“Aku harus bagaimana?” Lucy termenung di ruangannya. Kertas-kertas dan beberapa dokumen yang harus dia selesaikan hanya dia pandangi saja. Pikirannya melayang antara memilih penawaran Juan atau Ramon. Jika dia memilih Ramon, mungkin masalah perusahaannya akan teratasi, tapi, dia harus rela kehilangan separuh harta kekayaannya. Dan bukan tidak mungkin, dia bisa kehilangan semuanya. Akan tetapi, jika dia memilih Juan, harga dirinya dipertaruhkan disini. Dia memijat kepalanya yang terasa berdenyut nyeri. Akhir-akhir ini, dia sering mengalami sakit kepala. Layar handphone-nya menyala, tertera nama Mama Hera disana, dia pasti ingin menanyakan tentang tawaran Ramon. Bukankah lelaki itu memberinya waktu hingga malam nanti, kenapa masih siang sudah menelepon? Lucy pun mengangkat panggilannya