Isabella Dewi Hudson

1279 Words
Di sebuah apartemen kecil tampak seorang wanita berusia 29 tahun masih tertidur lelap di ranjangnya yang sudah usang. Wanita itu masih terlelap tidur tanpa menghiraukan jika hari sudah menjelang pagi. Seharusnya hari ini ia ada jadwal untuk mengajar balet untuk anak-anak kecil di dekat apartemennya tapi gara-gara ia harus bekerja sampai larut membuat dirinya belum bangun hingga detik ini juga. Sampai sebuah telepon membangunkan tidurnya. Dan karena merasa terganggu dengan bunyi ponselnya itu membuat wanita itu mau tak mau bangun dari tidurnya.  "Halo...." "Isabella Hudson jangan bilang kamu masih tidur. Kamu tahu ini jam berapa? Ini udah jam 9 dan jam setengah 10 kamu ada jadwal buat melatih anak-anak balet," teriak seseorang dari seberang telepon.  Wanita yang bernama Bella itu pun langsung membuka matanya dan melihat jam di ponselnya.  "Shitttt...." Wanita itu hanya mengumpat karena lagi-lagi ia kesiangan dan terlambat ke tempat kursus tari balet. Bisa-bisa ia akan di pecat dari pekerjaannya ini gara-gara terlambat.  "Aku akan berada disana 15 menit lagi. Timothy tolong alihkan perhatian miss Angel agar aku gak kena omel lagi," pinta Bella memohon. "Kamu itu kebiasaan kalau pagi bangun susah. Untuk kali ini aku akan bantu kamu tapi tidak ada untuk lain kali," kata Timothy penuh penekanan.  "Kamu memang sahabat terbaik aku," jawab Bella yang langsung memutuskan sambungan telepon.  Bella pun segera bersiap-siap untuk menuju tempatnya mengajar. Jadi tak mau kehilangan pekerjaan ini. Karena dia masih membutuhkan banyak uang untuk bisa bertahan hidup di kota Paris ini. Sudah hampir 3 tahun terakhir Bella tinggal di Paris. Niat awalnya ia datang ke Paris untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang balerina tapi semua cita-citanya itu pupus ketika ia ditipu oleh orang yang memintanya datang ke Paris ini. Selain itu kehidupannya di Paris juga tak kunjung membaik karena dia juga mendapat kekerasan oleh mantan pacarnya sendiri sehingga hampir membuat dirinya hampir meninggal. Bila bertanya tentang keluarganya tentu saja Bella punya keluarga. Dia tinggal bersama kedua orang tuanya di Amerika tapi ia tak betah tinggal bersama keluarganya karena ia sering mendapatkan pelecehan seksual oleh kakaknya sendiri. Jadi Bella memilih untuk kabur. Dan walaupun ia gagal menjadi seorang balerina tapi ia enggan untuk kembali ke Amerika karena ia sudah merasa trauma untuk kembali ke rumah yang membuat masa-masa remajanya menjadi suram.  Tak membutuhkan waktu yang lama bagi Bella untuk siap-siap. Ia pun segera meluncur ke tempat ia memberikan les balet untuk anak-anak kecil. Walaupun Bella tak bisa menjadi seorang balerina tapi setidaknya ia masih memiliki keterkaitan dengan dunia balet walaupun hanya mengajar anak-anak kecil untuk balet. Sesampainya di tempat les itu Bella langsung melatih anak-anak untuk latihan balet. Hari ini jadwal Bella cukup padat tapi ia dengan suka cita melakukanya walaupun kalau boleh jujur badannya terasa sangat lelah.  "Ini kopi buat kamu," kata Timothy memberikan segelas kopi untuk Bella.  "Thanks Timmy," jawab Bella mengambil kopi pemberian Timothy.  "Kamu kerja di club lagi? Apa gaji dari tempat ini masih kurang?" tanya Timothy yang jengah dengan sikap sahabatnya itu.  "Aku butuh banyak uang Timmy. Kamu tahu hidup di Paris keras jadi aku harus mengumpulkan banyak uang untuk bisa bertahan hidup," jawab Bella yang perlahan mulai memejamkan matanya.  "Tapi bukannya orang tua kamu masih mengirim uang buat kamu?" tanya Timothy pada Bella.  "Aku sudah tak pernah berhubungan dengan mereka lagi sejak aku memutuskan untuk pergi dari rumah akhirnya aku tak mau berurusan dengan mereka lagi. Apalagi kamu tahu bagaimana tingkah kakak aku yang selalu mencoba melecehkan aku. Sudah cukup selama remaja dia terus melecehkan aku seperti itu. Maka dari itu aku memilih untuk pergi saja dari kehidupan mereka," jawab Bella dengan santainya.  Timothy yang memang baru kenal Bella tiga tahun terakhir bisa mengerti perasaan yang dirasakan oleh Bella. Dan ia sendiri jika menjadi Bella akan mengambil keputusan yang sama. Dan sebagai sahabat Timothy akan selalu memberikan yang terbaik.  "Nanti malam kamu free kan?" tanya Timothy tiba-tiba. "Iya malam nanti aku gak ada jadwal ke club. Memangnya ada apa?" tanya Bella balik yang sudah menghabiskan kopi pemberian Timothy.  "Hari ini aku dan Pedro akan merayakan aniversary pertama hubungan kita jadi rencana kita akan mengadakan party di apartemen. Jadi daripada kamu gak ada kerjaan lebih baik ikut party bersama dengan aku dan Pedro. Bella tahu jika Timothy memang seorang gay. Dan ia memiliki seorang kekasih bernama Pedro. Bagi Bella ia tak mempermasalahkan hal itu karena Timothy sangat baik kepada dirinya. Jadi Bella pun menerima Timothy apa adanya.  "Lebih baik aku di apartemen aja. Daripada nanti melihat kalian bermesraan tentu saja aku gak mau jadi nyamuk diantara kalian berdua," jawab Bella menolak ajakan dari Timothy. "Makanya cari pacar biar bisa diajak bermesraan. Apa perlu aku carikan laki-laki biar kamu bisa bermesraan lagi?" goda Timothy.  "No thanks. Cukup aku berhubungan dengan Dominic sekarang aku mau fokus mengejar karier saja. Untuk percintaan sekarang gak mau ngurusin soal itu dulu," jawab Bella diplomatis.  Timothy hanya bisa menghormati keputusan yang diambil oleh Bella. Ia tahu bagaimana Bella akhirnya bisa terbebas dari lingkungan Dominic yang penuh dengan kekerasan itu. Mungkin Bella ingin memulihkan dirinya terlebih dahulu sebelum akhirnya ia bisa memulai hubungan dengan laki-laki baru.  Setelah itu Bella pun kembali ke kelas untuk memberikan pengajaran tentang balet untuk anak-anak kecil. Sebenarnya Bella adalah salah satu guru favorit di tempat les balet ini. Selain Bella terkenal ramah Bella juga dengan senang hati bermain-main dengan anak-anak ketika les sudah selesai. Jadi anak-anak sangat suka dengan Bella.  Malam kota Paris memang selalu indah walaupun Paris termasuk kota yang sibuk tapi tetap bisa memancarkan keindahan. Bella sedang berjalan menuju apartemennya setelah lelah bekerja seharian. Untung saja hari ini tak ada jadwal ia harus bekerja di club dan lebih beruntungnya lagi karena besok tempat les baletnya juga libur sehingga ia bisa istirahat dengan tenang.  Bella mampir di sebuah kedai kebab yang tak jauh dari apartemen miliknya. Malam ini Bella memutuskan untuk makan kebab saja sebagai hidangan makan malam untuknya. Dan tentu saja di kulkasnya sudah ada Coca cola yang akan ia minum sambil menikmati Coca cola.  Tak butuh waktu lama bagi Bella untuk mendapatkan kebab dan segera membawanya ke apartemennya.  "Ahhhhh segarnya...." Bella baru saja mandi setelah seharian ini ia disibukkan dengan segala aktivitas yang menggunung. Ia pun tampak nyaman duduk di kursi sambil menyaksikan acara televisi.  Ia pun juga menyantap kebab yang ia beli tadi. Sambil memakan kebabnya tiba-tiba pandangannya menerawang ke masa lalu. Masa dimana ia masih hidup bahagia di sebuah panti asuhan dimana ia tinggal sampai orang tua angkatnya mengadopsinya. Semenjak ia pindah ke Amerika, ia kehilangan kontak dengan ibu panti dan juga beberapa temannya disana. Dan itu membuat Bella merasa sedih. Apalagi setelah mendapat pelecehan dari kakak angkatnya membuatnya tak lagi mengenal apa itu bahagia. Di tambah lagi ia juga memiliki mantan kekasih yang selalu melakukan kekerasan kepdanya. Dan itu membuat Bella tak percaya lagi dengan laki-laki. Bahkan ada di suatu titik ia memutuskan untuk tak menikah atau berhubungan dengan laki-laki lagi karena rasa traumanya yang dalam. Bukan berarti ia mengalami kelainan seksual hanya saja ia belum siap memulai sebuah hubungan yang baru dengan laki-laki lain. Saat ini Bella sedang menikmati kesendirian saja. Dan fokus melakukan apapun yang sedang ia kerjakan saat ini. Saat ia sedang melamun tiba-tiba ia teringat dengan salah satu temannya di panti bernama Arman. Ia penasaran bagaimana keadaannya saat ini. Apakah ia sudah menjadi orang yang sukses seperti yang ia impikan dulu? Sebenarnya Bella ingin kembali ke Indonesia dan bertemu dengan ibu panti dan mungkin juga temannya bernama Arman itu. Tapi untuk bisa pergi kesana ia membutuhkan banyak uang jadi mungkin ia harus mengumpulkan uang terlebih dahulu bila ingin bisa datang ke Indonesia.  Dan Bella pun kembali kepada kenyataan hidup yang harus ia lalui saat ini. Karena dulu memang namannya Isabella Dewi tapi sekarang semuanya sudah berbeda karena identitas barunya adalah Isabella Hudson.  See you next chapter.... Happy reading.....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD