Beberapa bulan kemudian ... Malam itu, Dara duduk di sofa dengan tangan di perutnya yang semakin membesar. Kehamilannya sudah mencapai bulan kesembilan, dan dokter telah memperkirakan bahwa bayinya bisa lahir kapan saja. Di sampingnya, Kairo sibuk membaca buku tentang persiapan persalinan, meskipun wajahnya menunjukkan kegelisahan. "Mas, kamu grogi, ya?" Dara tersenyum kecil, menatap suaminya yang sejak tadi tak bisa fokus. Kairo menutup bukunya dan menoleh ke arah Dara. "Jujur aja? Iya. Aku takut sesuatu terjadi padamu." Dara menggenggam tangan suaminya. "Aku baik-baik saja. Ini bukan pertama kalinya aku melahirkan." "Tapi tetap saja... aku ingin memastikan semuanya berjalan lancar." Dara tersenyum, lalu tiba-tiba wajahnya menegang. Ia merasakan nyeri di perutnya, seperti gelombang