Air mata Dea luruh begitu saja menatap kepergian Raka. Harusnya ia sudah tahu jika dirinya tak lagi penting untuk Raka. Dea masuk ke dalam kemudian menghubungi Rahma dan mengatakan bahwa ia akan hadir dalam pernikahan Angga. Esoknya Rahma datang menjemput Dea untuk pergi ke salon. Paling tidak mereka harus merias wajah mereka. Dea memakai pakaian pesta Rahma. Ia tidak ingin menggunakan apapun yang diberi Raka. "Ma, lo punya lowongan kerjaan nggak? Apa aja." "Lo mau kerja?" Dea mengangguk. "Gue harus punya tabungan buat biaya gue nanti melahirkan. Sekarang gue nggak punya uang sepeserpun." "Tapi Lo lagi hamil muda. Masih rawan buat janin Lo." "Mau gimana lagi Ma..." "Lo bisa minta uang ke Angga." "Nggak Ma, kalo gue kaya gitu nanti gue nggak bisa lepas dari Angga. Yang ada sua