Sembilan

1162 Words
Hari yang ditunggu Daniel telah tiba, pernikahan yang tidak terlalu mewah di matanya. Namun, di mata Vhena pernikahan itu terlalu mewah untuknya. Memang hanya orang-orang terdekat saja yang mereka undang, termasuk orangtua Daniel yang terlihat begitu senang dengan pernikahan putranya. Meski rasa ragu melanda Vhena, karena dirinya yang hanya wanita biasa. Pada hari yang membahagiakan ini, Vhena masih terlihat dengan senyum tawarnya. Daniel mendekat dan melihat iris biru Vhena yang terlihat kosong, walaupun secara sadar wanita itu berbicara dan tertawa kecil saat sedang berbincang dengan temannya. "Daniel," panggil Vhena sambil menghampirinya. "Ada apa? Kau terlihat tidak bahagia menikah denganku," tanya Daniel mencoba memaksakan senyumnya. "Tentu saja aku tidak bahagia," mendengar jawaban Vhena membuat d**a Daniel terasa tertusuk. "karena Ayahku tidak mengantarku ke altar pernikahan." Lanjut Vhena, wanita itu terlihat seperti ingin menangis. Daniel langsung saja menarik tubuh Vhena ke dalam pelukannya, ia dapat merasakan tubuh Vhena sedikit bergetar. Dengan lembut ia mengelus punggung wanita yang kini telah menjadi istri sahnya. Mencoba menenangkan istrinya, jika kini ia tidak akan sendirian. "Bagaiaman jika setelah ini kita ke makam ayah mertuaku?" tanya Daniel, Vhena melepaskan pelukannya dan tersenyum sambil mengangguk antusias. Senyuman Vhena menular hingga relung hati pria itu, merasa begitu tersentuh hanya untuk hal sepele seperti mengunjungi makam. Daniel tidak mengerti, ia tahu jika Vhena adalah wanita yang berbeda. Tetapi, perbedaan itu benar-benar membuatnya tidak habis pikir. Saat wanita itu tahu harga gaun pernikahannya, wanita yang kini menjadi istri sahnya marah besar dan berbicara tentang penghematan dalam berumah tangga. Daniel mengingat perdebatannya sehari sebelum hari pernikahan, hanya karena budget pernikahannnya yang terlampau mahal dan mewah. Padahal setiap harinya ia hanya selalu menghambur-hamburkan uang karena berlebihan. Dan sekarang ia harus mencoba menghemat bukan karena kekurangan uang, tetapi karena istrinya yang meminta tanpa mengetahui nominal uang di rekening miliknya. "Aku tidak menyangka, seorang Daniel memilih wanita biasa yang bahkan dari keluarga yang menjadi anak buah ayahnya sendiri," ujar seorang pria tampan yang kini mendekat ke arah Daniel setelah Vhena pergi untuk menyapa temannya yang lain. "Shut up!" desis Deniel dan pria itu tertawa kecil. "Apa yang istimewa dari wanita itu? Apakah ia ahli dalam bermain di atas ranjang?" kekeh pria tampan dengan bulu halus yang menghiasi wajahnya. "Jaga ucapanmu, aku bahkan belum menyentuhnya." Jawab Daniel sambil mengangkat gelas wine miliknya. "Kau? Tidak menyentuhnya?" tanya pria itu sambil berbisik, takut jika ada yang mendengar perbincangan mereka. "Harley, tidak semua wanita harus aku jamah, bukan?" tanya Daniel kepada pria berperawakan Rusia-Yunani itu. Harley menggeleng, kini ia mengerti mengapa sahabatnya itu menikah dengan wanita biasa. Wanita yang misterius baginya, karena saat Daniel mulai mendekati wanita, tentu ia akan melacak wanita itu dan mencari informasi secara terperinci. Tidak ada tindakan kriminal atau sifatnya yang tertutup. Vhenathy hanya wanita biasa yang benar-benar biasa, hingga Harley tidak dapat mendeskripsikan arti dari kata biasa. Harley Liveanston, pria berusia 28 tahun yang hidup melajang dengan segala kekayaan yang di miliki orangtuanya. Memiliki perusahaan di bidang pertambangan, yang menyangkut tentang minyak bumi, batubara, berlian, emas, perak, tembaga, dan uranium yang dipesan pemerintah untuk menjadi bahan pembuatan nuklir. Walaupun saat ini ia masih berstatus ketua direktur dan belum menjadi CEO dan owner tetap, karena David Liveanston yang merupakan ayahnya masih menjabat sebagai CEO dan belum berpikir untuk memberikan pada putranya. "Kau benar, tidak semua wanita harus kau jamah. Tetapi, kau adalah pria yang akan mendekati wanita yang sudah kau jamah sebelumnya," jawab Harley setengah berbisik. "Jangan berkata seperti itu, Harley. Daniel bukan pria b******n sepertimu," ujar seseorang yang baru saja tiba. "Woah, Dewa kematian sudah selesai bertata krama dengan para gadis rupanya," pria berperawakan tinggi dengan wajah timur tengah itu tersenyum mendengar perkataan sahabatnya. "Anubis, ajarkan sahabatmu itu untuk bertata krama pada wanita." Sambut Daniel, Anubis tertawa kecil sambil menepuk pundak kedua sahabatnya. "Selamat untukmu, aku tidak menyangka di antara kita bertiga kau yang terlebih dulu menikah," ujar Anubis dan Daniel tertawa kecil sambil menoleh ke arah Vhena yang masih berbincang dengan teman kerjanya. Anubis Chenzira, pria yang berasal dari timur tengah yang menguasai beberapa lahan minyak bumi dan perusahaan di bidang pariwisata mancanegara. Pria berdarah Iran-Mesir ini memiliki wajah tak kalah tampan dari kedua sahabatnya. Berkulit putih sedikit eksotis, dan bulu-bulu tipis yang menghiasi rahang kokohnya. Berusia 29 tahun dengan statusnya yang lajang, mampu menarik perhatian wanita-wanita yang mencari pria kaya. Ketiga pria itu mulai menatap Vhena dengan senyuman cantiknya, mata biru muda yang terlihat begitu menggoda. Riasan wajah yang dapat merubah wajah biasanya menjadi ke tingkat yang bisa dikatakan cantik. Tapi bagi Daniel, Vhena sudah terlihat sempurna di matanya. Senyuman mereka bertiga luntur seketika saat melihat pria yang baru saja datang membawa bunga lily di tangan dan mendekati Vhena dengan senyuman aneh. "Sedang apa lelaki itu ada disini? Kau gila mengundangnya ke pernikahanmu?" bisik Harley. "Aku tidak mengundangnya ke pernikahanku!" jawab Daniel dengan bisikan. "Hei Daniel, lihat wajah istrimu," ujar Anubis, Daniel mengikuti arah pandang Anubis dan mendapati wajah Vhena yang memucat sambil tersenyum kaku ke arah pria itu. "Apa mereka saling mengenal?" tanya Harley, ia bahkan tidak mendapatkan informasi sepenting itu dari mata-mata miliknya. "Aku tidak tahu, kami baru saling mengenal. Kau tahu aku sama sekali tidak akan mencari tahu tentangnya secara diam-diam," jawab Daniel dan Anubis tertawa pelan sambil merangkul sahabatnya itu. "Kita lihat apa yang tengah ia lakukan di sini," ujar Anubis dan kedua sahabatnya mengangguk. Pria bersurai hitam yang tidak kalah tampannya dengan ketiga pria tampan yang menjadi bintang malam ini tengah berbicara dengan Vhena. Terlihat sesekali Vhena tertawa kecil meski tetap terlihat kaku menghadapi pria itu. Vhena sesekali melirik ke arah Daniel seperti meminta untuk mendekat, tetapi Daniel gagal menafsirkan apa yang di katakan Vhena lewat mata birunya. "Daniel, Marc tidak berencana untuk menggoda istrimu, bukan?" tanya Harley dan Daniel tertawa kecil. "Tidak mungkin Marc memiliki mata sebagus diriku, pria itu tidak akan mungkin dapat melihat rubi di tumpukan berlian mewah." jawab Daniel dengan penuh percaya diri. "Aku tidak yakin dengan perkataanmu, Daniel. Apa mungkin Vhena merupakan masa lalu Marc?" tanya Anubis. "Jangan bercanda, kau tahu sederet wanita cantik yang dikenalkan Marc kepada kita selama ini. Jika Vhena adalah masa lalu Marc, sudah pasti kita mengenal Vhena dari dulu," jawab Harley. "Kau tidak tahu apa yang terjadi di antara mereka berdua, Dude. Lebih baik kau bertanya langsung pada istrimu," jawab Anubis dan mereka berdua menganguk menyetujui. Perkataan Anubis bagaikan pemberitahuan untuk Daniel benar-benar menanyakan perihal pria bernama Marc yang mereka kenal. Karena setelah mereka berbicara tentang pria itu, mereka melihat Marc mencium kening Vhena begitu lembut dengan tatapan Marc yang penuh dengan cinta. "Hei, Daniel ... istrimu tidak sedang bercanda bukan? Bagaiman seorang Marc dapat mencium wanita biasa seperti Vhena?" tanya Harley, Daniel hanya diam sampai pria bermana Marc itu meninggalkan pesta. Dengan cepat Daniel melangkah menuju Vhena yang terdiam di tempatnya, istrinya itu langsung saja tersenyum saat Daniel menghampiri dengan wajah menahan amarah. Sedikit keras ia menarik tubuh Vhena, wanita itu seketika terkejud sabil berpegangan pada pundak Daniel. "Ada apa?" tanya Vhena yang sedikit meringis saat Daniel dengan kuat memeluknya. "Siapa pria yang telah mencium keningmu, Vhena?" ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD