Makan malam terasa hangat, Di bawah cahaya temaram lampu gantung kuno yang menggantung di tengah langit-langit rumah joglo, aroma masakan Jawa berpadu dengan bau kayu jati tua, menciptakan suasana yang nyaris sakral. Empat orang duduk mengelilingi meja makan besar berbentuk oval. Hidangan seperti gudeg manggar, garang asem ayam kampung, sambal krecek, dan sayur tempe lombok ijo tersaji dalam mangkuk keramik bermotif bunga lawas. Zivanna duduk di sebelah Hakim, yang seperti biasa duduk tegap dan tenang, sementara Eyang Pandega duduk berhadapan dengannya, memandang penuh wibawa. Obrolan mengalir perlahan, pada awalnya hanya antara dua pria dari generasi berbeda. Topiknya tentang situasi pertahanan negara dan kebijakan luar negeri, lalu bergeser ke dinamika politik nasional, tentang kemuncul