Sepanjang perjalanan pulang, aku terus diam dan merenung. Bahkan obrolan dari driver ojek pun hanya kutanggapi seperlunya saja. Aku masih terbayang-bayang tatapan Dokter Arga saat dia memakaikan jaket di badanku. Hari ini aku memang lupa tak membawa jaket. Untungnya, bajuku tidak tipis. Jadi, sebenarnya baik-baik saja. Lagi pula, siapa yang sangka kalau malam ini aku akan diminta Dokter Arga untuk menyetir untuknya, kemudian dia merelakan jaketnya untukku? Sekalipun kebesaran, tetapi sangat cukup untuk menghangatkan badan. Apalagi aroma Dokter Arga menempel kuat di jaket ini. Biasanya memang begitu. Jaket adalah pakaian yang dipakai berulang-ulang, jadi sangat wajar kalau aromanya menempel lebih kuat dibanding pakaian yang lain. Aku lupa pernah menyinggung ini atau belum. Yang jelas,