Mendengar instruksi sang majikan, Kanaya mengangguk pasrah saja yang terpenting sang majikan tidak memecatnya "Duduk dulu aja, lagian ngapain lo berdiri gitu? Duduk anteng dulu, kaga lama kok..." Jay menarik lengan Kanaya hingga membuat wanita cantik itu kembali duduk "Siyap, Tuan!" jawaban Kanaya di bungkam oleh jemari Jay. "Kalau lagi gue ajakin keluar gini, lo kaga perlu manggil gue gitu. Gue kaga enak ama yg denger..." Kanaya mengangguk perlahan. 'Tumben si pemarah gini ke gue? Atau ini yang di sebut ninggalin perangai? Alias buat kesan manis di detik-detik terakhir gue jadi sopirnya' Kanaya menghela nafas berat dan panjang. Mendung menghiasi wajahnya. Hingga dia di kejutkan oleh kepala sang majikan yang menyandar di bahunya. Sembari menutup wajahnya dengan hoodie agar tak terli

