POV Adi Kupandangi rumah Anyelir dari dalam mobil yang kuberhentikan tepat menghadap pada kamarnya. Sudah seminggu aku meninggalkan kompleks perumahan ini dan kembali menempati apartemenku, setelah Anyelir memintaku untuk pergi dari sini. Aku tidak tersinggung atau pun marah dengannya. Aku hanya merasa sedih, karena harus berjauhan dengan Lathif dan Reza lagi, meski aku tetap bisa bertemu dengan mereka setiap hari. Lampu di kamar Anyelir masih menyala. Jendelanya masih terbuka dan tirai yang menutupinya bergerak lembut terkena terpaan angin malam ini. Aku berharap bisa melihatnya sebentar saja, meski hanya dari jarak jauh, karena sudah seminggu ini aku tak bertemu dengannya. Selama aku berkunjung menemui Lathif dan Reza, Anyelir sama sekali tak menemuiku. Aku tahu, aku salah masih menc