Rumah Untuk Pulang

1077 Words

Anisa menghapus air matanya. Ia merangkak menuju kursi belajarnya, menjadikan kayu tersebut pegangan agar ia bisa berdiri. “Zidan!” Wanita itu meracaukan nama sang sahabat, berjalan cepat menuju tiang gantungan untuk menyambar sweater rajutnya. Ia harus menemui Zidan sekarang juga. Anisa tidak bisa menundanya. Ia membutuhkan sahabatnya itu sebagai tempat pengaduan atas pertengkaran pertamanya bersama Andrean. Setelah menunggu mobil yang dirinya pesan melalui aplikasi, Anisa bergegas masuk. Ia tak tenang selama perjalanan, bayang-bayang Andrean akan meninggalkannya sekali lagi memenuhi benak Anisa. “Mbak, Mbaknya baik-baik saja?! Mau saya putarkan lagu biar rileks, Mbak?!” Anisa mengiyakan. Ia berterima kasih karena pengemudi mobil yang menerima orderannya begitu peka terhadap keadaan p

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD