Anisa terbangun dengan rasa terkejut yang menggelayuti batinnya. Jika tidak salah ingat, ia pergi melarikan diri dengan Zidan– sahabatnya, bukan Andrean sang kekasih. Tapi mengapa pria itu yang memeluknya ketika ia membuka mata. Ia mengedarkan matanya, mencari dimana sosok yang seharusnya ia lihat pagi ini. “Ndre..” panggil Anisa sembari mencoba melepaskan dirinya dari pelukan Andrean. “Bangun Ndre!” pintanya. “Zidan mana, Ndre?!” “Morning Sayang.” “Zidan dimana?!” tanya Anisa lagi karena tidak menemukan Zidan di kamar yang ia tempati. Anisa menunggu Andrean benar-benar mengumpulkan nyawa sebelum kembali mengulang pertanyaannya mengenai Zidan. Ia tertegun setelah mendengar penuturan Andrean. Sahabatnya ternyata yang meminta Andrean datang agar mereka dapat menyelesaikan masalah sec