Padma menoleh ke belakang. Ternyata memang Tirta. Bukan itu saja. Wilma, Ririn dan Yesi tampak tersenyum-senyum tidak jelas. "Lho, kok Mas bisa ada di sini?" seru Padma kaget. "Ya bisa lah. Namanya juga tempat umum. Sini sebentar. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Tirta berusaha melepaskan pegangan tangan Michael. "Tunggu dulu." Michael mempertahankan cengkramannya. "Kamu belum memberitahuku nomor teleponmu." Michael terus menuntut. "Untuk apa sih, Dek? Toh, nanti saya juga akan ke sini lagi." Padma berusaha menarik lengannya. Ia merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Di mana Tirta dan Michael sama-sama memegangi satu lengannya. Wilma, Ririn dan Yesi membuat gerakan huruf O sambil bertepuk tangan kecil. "Kok untuk apa. Ya agar saya bisa memantau hasil program kamu dong." Mic