3. Persiapan

1058 Words
Keesokan harinya, “Jani, hari ini kamu dan calon suami kamu akan mengurus surat surat untuk keperluan pernikahan, padahal awalnya kita sedang menginap di Bandung karena pernikahan om kamu, tapi malah keesokan harinya kamu akan menikah.” Kata mama Ai dengan nada sendu, jujur ia merasa sangat sayang dengan anak cewenya ini, maklumlah karena anak cewenya inilah yang menemani dirinya saat suami dan anak laki lakinya sibuk berbisnis. “Ma, sebenernya Jani dan bang Reyvan ga melakukan apa apa kok, bang Rey hanya..” kata Anjani berusaha untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kemarin. “Sudahlah Jani, ga perlu kamu pikirkan hal itu. Mama yakin kalau nak Rey itu adalah anak laki laki yang baik dan juga memiliki reputasi yang baik juga.Papa juga sudah langsung menyelidiki status dan kesehariannya kok, jadi kamu ga usah khawatir ya.” Kata mama Ai menenangkan, ia tahu anaknya ini masih sangat hijau kalau untuk urusan percintaan dan kedekatan dengan laki laki, walau tubuhnya bongsor, tapi pikirannya tu masih sangat polos. “Jani juga yakin kalau bang Rey itu baik, tapi Jani masih ingin kuliah.” ujar Jani dengan nada sendu. Ia masih sangat muda, dan ia masih ingin bergaul dengan teman teman sebayanya kan. “Kemarin kan nak Rey sudah bilang kalau ia mengijinkan kamu untuk kuliah, yah walau kamu bisanya cari kuliah di Jakarta atau Bandung saja. Jadi kamu masih bisa bersama suami kamu.” sahut ibunya dengan nada bersalah, ia sudah membuat anaknya nikah terlalu muda. “Iya, ma. Ga pa apa kalau cuman di Jakarta atau Bandung, yang penting Jani bisa kuliah.” sahutnya dengan wajah sumringah, membuat mama Ai menghela nafasnya, melihat kepolosan anaknya itu, ia juga masih memikirkan Erwin, kakak laki laki Jani, yang saat ini masih kuliah di Amerika, kemarin malam waktu dihubungi oleh papanya, Erwin merasa emosi dan langsung mencari tiket untuk pulang ke Indonesia secepatnya. “Jani sayang, kamu sebentar lagi akan berganti status menjadi istri orang, kamu harus bisa memperhatikan calon suami kamu dan juga melayani semua kebutuhannya. Ingat kamu juga ga boleh menolak keinginannya dengan alasan apapun, kecuali kamu sedang datang bulan.” Mama Ai merasa harus menasihati anaknya dalam hal ini karena bagaimanapun anaknya ini masih kecil dan butuh bimbingan. Makanya waktu seperti ini adalah waktu yang tepat untuk mengajari anaknya supaya anaknya itu bisa menjadi istri yang baik. “Iya, ma! Mengambilkan makan, kayak mama mengambilkan makan untuk papa, memasak dan membersihkan rumah, begitu kan?” tanyanya dengan polos. “Juga untuk urusan ranjang..” lanjut mama Ai dengan tegas. Ia harus memberi tahu anakanya tentang hal ini juga supaya anaknya bisa melayani suaminya dengan baik. “Bersihin ranjang juga? Apa dirumah Abang Reyvan ga ada pembantu?” tanya Jani dengan polosnya membuat mamanya pun tertawa terbahak. “Bukan itu sayang, melayani di ranjang itu maksudnya melayani kebutuhan biologis dari suami kamu. Dan kamu gak boleh menolak keinginannya kecuali kamu sedang datang bulan.” Jelas mama Ai dengan lebih rinci. Kayaknya anak cewenya ini terlalu polos. Tapi kayaknya sih dia sudah mulai mengerti karena kemudian si Jani hanya manggut mangut dan wajahnya pun berubah merona. “Ah mama, masak kayak gitu dibahas?’ “Jadi kamu sekarang udah paham? Jangan lupa untuk menghormati suami kamu juga, turuti perintahnya, karena berkah istri itu ada di suaminya. Suami menyayangi istrinya dan istri harus menghormati suaminya. Paham?” tanya mama Ai dengan nada lembut. “Iya ma! Jani mengerti.” Ratusan wejangan dan nasihat diberikan mama Ai dengan penuh kasih sayang kepada anak cewenya yang hari ini akan menjadi istri Reyvandra Abimanyu. Tok tok tok Pintu ruangan kamar hotel itu dibuka oleh mama Ai, ternyata Reyvan sudah menjemput Jani untuk dibawa ke kantor catatan sipil. Sebuah pernikahan resmi yang super kilat sudah di siapkan oleh keluarga Abimanyu. “Pagi ma! Rey mau jemput Jani untuk ke catatan sipil, nanti mama dan papa juga sudah Rey siapkan supir, karena mami minta agar mama dan papa pindah ke Fivestars hotel milik keluarga Rey dulu, jangan lagi menginap di hotel ini.” Jelas Rey setelah ia duduk di sofa dalam kamar hotel itu berdampingan dengan gadis manis yang akan dinikahinya itu. “ Ah ga usah repot repot nak Rey, kayaknya papa Arya juga langsung balik ke Jakarta. Lagian sebenernya papa arya juga ada villa di Lembang, tapi emang jauh kalau dari rumah mami dan papi kamu dan hotel kalian yang letaknya di daerah Dago. “ jelas mama Ai dengan lembut. “Ma, jangan pulang dul, soalnya kan rencananya mami bakal mengurus acara pernikahan juga, mama sama papa maunya acara nikahan di Bandung atau Jakarta? Kalau kata papi sih mestinya tetep dilakukan di dua kota.” Lanjut Rey lagi. “Mama sama papa nurut baiknya orang tua kamu saja, lalu kapan pesta yang di Bandung?” tanya mama Ai dengan santai, ia tahu terlepas dari kejadian yang tak mengenakan tadi malam tapi Rey itu adalah anak yang baik. “Gimana kalau pesta di Bandung besok aja, Ma! Setelah tanda tangan surat nikah selesai, kita cuman bikin acara pemberkatan dan acara syukuran gitu. Nanti sebulan lagi baru pesta besarnya di Jakarta.” Kata Rey menjelaskan. Dirinya sendiri juga kerjanya di Jakarta, sedang papanya emang memidahkan kantor pusatnya ke Bandung, padahal ia juga punya kantoran di Jakarta yang selama ini di urus juga oleh Rey. “Ya nanti mama akan sampaikan ke papa, ini soalnya papa Arya juga akan memanggil adiknya yang di Bandung untuk bisa menghadiri acara pemberkatan dan syukuran besok setelah kalian tanda tangan di catatan sipil, yah namanya juga biar saudara juga ngerti keadaan sebenarnya kalau kalian sudah nikah.”kata mama Ai dengan tenang, tapi wajah Rey sontak berubah sayu, ia masih malu dengan kejadian tadi malam. “Maafkan Rey ya, ma! Seandainya..” “Halah sudah, emang ini takdir kalian harus begini.” Kata mama Ai sambil melambaikan tangannya, agar calon mantunya tidak merasa rendah diri lagi, ya semuanya toh sudah terjadi, mereka tidak bisa membalikan waktu kan? “Ya sudah, ma. Rey ijin bawa Jani ke kantor catatan sipil ya, nanti mama dan papa nyusul langsung ke tempat makan siang di hotel yang sama buat acara besok, tentunya dengan supir yang sudah Rey sediain di lobby hotel. Mama tinggal telpon ke resepsionis biar supirnya siap siap.” Jelas Rey lagi, ia lalu keluar kamar bersama calon istrinya yang sudah pamit ke mamanya, kemudian Anjani segera mengekor di belakang tubuh suaminya yang besar dan atletis.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD