Bab 19 – Jebakan yang Dipercepat

1136 Words

Pagi itu, rumah terasa lebih tegang dari biasanya. Aruna bangun dengan napas berat, menyadari malam sebelumnya ia tidak tidur nyenyak. Rasa takut dan waspada terus membayangi pikirannya. Ia mengulurkan tangan ke meja kecil, memeriksa ponsel. Pesan dari Dina dan Andra sudah masuk: “Hati-hati, Karina mulai mencurigaimu. Jangan lengah.” Aruna menelan ludah, lalu mengenakan pakaian sederhana. Ia tahu hari ini akan berat. Tidak ada ruang untuk kesalahan. Di meja makan, Karina sudah menunggu dengan senyum tipis, terlihat begitu tenang namun penuh perhitungan. “Pagi, Kak Aruna,” sapanya, matanya menatap tajam seperti ingin membaca isi kepala. Aruna membalas dengan anggukan sopan, meski hatinya tegang. Setiap gerak-gerik Karina seakan menyimpan jebakan. Raditya duduk di seberang mereka, wajahny

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD