Bab 51

1105 Words

Malam di rumah tua itu terasa lebih dingin dari biasanya. Angin berdesir pelan di sela jendela yang tak tertutup rapat, membuat tirai lusuh menari perlahan. Di ruang tengah, hanya satu lampu gantung yang masih menyala, cahayanya temaram, berpendar kekuningan seperti lilin yang sekarat. Raka duduk di lantai, punggungnya menempel pada tembok. Napasnya masih belum stabil setelah percakapan terakhir dengan Rendra. Kata-kata lelaki itu terus menggema di kepalanya musuh paling berbahaya adalah yang duduk di meja makan yang sama. Ia menatap sekeliling ruangan. Foto-foto keluarga berjajar di dinding, sebagian sudah menguning. Ada satu foto yang selalu menarik perhatiannya: foto keluarga besar di mana semua tersenyum, tapi mata Karina tampak menatap ke arah yang berbeda. Saat itu Raka tak pernah m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD