Hujan deras mengguyur sejak sore. Jalanan basah, pepohonan bergetar diterpa angin, dan suara guntur berulang kali menggetarkan langit. Di ruang tamu rumah keluarga Radit, lampu menyala redup, menciptakan suasana yang muram. Raka berdiri di dekat jendela, menatap butiran air yang menuruni kaca. Matanya tampak lelah, tapi hatinya jauh lebih lelah daripada tubuhnya. Sejak peristiwa aneh malam sebelumnya, ia terus dihantui pertanyaan-pertanyaan yang tak kunjung mendapat jawaban. Siapa sebenarnya yang selama ini memainkan benang-benang licik di balik keluarganya? Apakah benar semua ini hanya fitnah semata, atau ada dalang yang lebih besar di luar jangkauannya yang tak prnh ia kthui? Langkah pelan terdengar mendekat. Sinta datang membawa segelas teh hangat. “Kamu belum istirahat?” suaranya lem

